Hidayatullah.com–Erupsi Gunung Semeru yang terjadi pada Sabtu (4/12/2021) memberi dampak kerusakan di berbagai wilayah. Salah satu yang menerima dampak paling parah adalah Dusun Umbulan, Supiturang, Pronojiwo, Lumajang.
Umbulan sendiri terletak di Daerah Aliran Sungai (DAS) dan mendapatkan dampak yang signifikan. Beberapa rumah yang berlokasi paling tinggi habis terlibas dan menyisakan pondasi bangunan. Sedangkan yang berlokasi lebih rendah hancur dan tertimbun muntahan erupsi Semeru.
Sebagian besar penduduk Umbulan, yang kebanyakan berprofesi sebagai penambang, berhasil mengevakuasi diri saat erupsi terjadi. Namun tercatat dua warga yang menjadi korban meninggal, dan satu orang yang dinyatakan hilang.
Hal itu di luar penambang dari luar daerah yang nasibnya masih belum diketahui hingga kini.
“Kemungkinan mereka tidak selamat,” ujar Mukri, warga Umbulan, kepada hidayatullah.com.
Mukri juga menyampaikan beberapa penambang menolak ikut evakuasi beberapa saat sebelum erupsi.
“Ada satu penambang bersama istri dan anaknya yang menolak saat kami ajak naik,” ujar Mukri.
Tim SAR dan relawan Baitul Maal Hidayatullah yang tergabung di bawah koordinasi Basarnas di hari ke-4 paska erupsi Gunung Semeru, menargetkan waktu pencarian korban hilang selama satu minggu. Hal tersebut disampaikan Danrem 083/Baladhika Jaya Kolonel Inf. Irwan Subekti dalam konferensi pers pada Selasa (7/12/2021).
Sebelumnya, tim BMH-SAR Hidayatullah juga membersihkan rumah warga terdampak erupsi di Dusun Sumbersari, wilayah terdampak yang dinyatakan belum boleh ditinggali. Di antaranya, adalah milik Novi Irawan, warga Sumbersari dan juga korban erupsi.
Berdasarkan data oleh BNPB pada Kamis (09/12/2021) pukul 16.00 WIB, jumlah warga meninggal dunia sebanyak 43 jiwa, luka berat 21, hilang 12 dan mereka yang mengungsi 6.542. Warga yang mengungsi tersebar di 125 titik.*