Hidayatullah.com & Sahabat Al-Aqsa–Sejak masih di Antalya sampai sekarang di atas Mavi Marmara yang membawa kafilah dari Turki menuju Cyprus untuk kemudian menuju Gaza, tampak sekali betapa usaha Insani Yardim Vakfi (IHH) menegakkan hijab di antara semua peserta. Di Antalya, ketika para peserta pria diinapkan di stadion bola basket Kepez Arena, maka semua peserta perempuan diinapkan di salah satu hotel. Dalam semua kesibukan sehari-hari, para aktivis IHH yang berbeda jenis tampak menjaga hijab pula, santun dalam berinteraksi dan sama sekali tidak terlihat interaksi tidak Islami – termasuk cengengesan atau cubit-cubitan – di antara mereka.
Di atas Mavi Marmara, perempuan ditempatkan di Hall 1, dan salah satu hal pertama yang dilakukan oleh beberapa orang staff IHH sesudah rapat kilat mengenai pemeliharaan kebersihan adalah membaca Al-Quran bersama-sama. Karena ada beberapa peserta non-Muslim di tengah-tengah kami, maka para staf perempuan IHH tidak membuka kerudung mereka, bahkan saat tidur.
Beberapa saat sebelum kapal bertolak pada Jumat dini hari (pukul 00:25), penumpang Hall 1 baru memulai makan malamnya. Tidak ada yang duduk diam, semua sibuk menawarkan bantuan untuk saudara mereka. Parveen, peserta dari Manchester, UK, menyusun makanan kaleng dengan rapi dan membuka salah satu kaleng berisi kebab. “Saya buka satu untuk siapa saja yang mau mencicipi, jadi kalau tak suka, mereka bisa sambil yang lain,” ujar Parveen.
Seorang Muslimah Suriah yang bermukim di Turki berinisiatif membuatkan teh panas dan menawarkan kepada para peserta lainnya. “Tonight, I’m your servant (Malam ini saya pelayan kalian),” ujarnya bergurau.
Pagi harinya, para penumpang di Hall 1 itu bangun dan saling menyapa dalam berbagai bahasa, Arab, Inggris, Turki dan beberapa bahasa lainnya.
“Tadi malam saya baru tidur pukul 4 pagi,” ujar Guldan Sonmez, pengacara hak asasi manusia yang, sebelum pelayaran ini, baru saja kembali dari Tel Aviv untuk memperjuangkan kebebasan Izzet Sahin – aktivis IHH yang ditangkap oleh Israel di Ramallah.
Sesudah sarapan roti keras, irisan-irisan tomat dan keju serta selai dan kopi atau the, para muhajabah IHH naik ke dek lalu mulai lagi membaca Al-Quran. Beberapa saat kemudian, mereka mengadakan rapat kilat dipimpin oleh staf senior Nalan Dal – yang sudah 12 tahun lamanya bekerja di IHH. Sesekali tawa kecil terlontar namun secara keseluruhan, kesungguhan dalam bekerja nampak sekali terpancar dari mereka.
Berada di Hall 1 rasanya seperti berada di pondok pesantren putri, hanya saja dengan terus dibayang-bayangi kesadaran bahwa bukan tak mungkin sebentar lagi akan ada provokasi Israel. [Santi Soekanto/hidayatullah.com]
Keterangan Foto: Syamsul jurukamera sebuah stasiun TV Malaysia sedang bertugas
Salurkan Bantuan Anda untuk Palestina melalui; Sahabat Al-Aqsha & Hidayatullah.com