Hidayatullah.com—Bank Dunia memperingatkan bahwa krisis fiskal perekonomian Palestina semakin parah di dalam laporan terbarunya yang dirilis hari Rabu (19/9/2012), dan mendesak agar negara-negara donor segera bertindak.
Laporan yang disusun dua kali dalam setahun itu dipersiapkan untuk pertemuan negara-negara donor Otoritas Palestina (OP) pada akhir September ini. Isinya menekankan bahwa pertumbuhan ekonomi berkelanjutan hanya bisa diupayakan dengan meningkatkan investasi swasta dan mengakses Area C yang sangat vital bagi pertumbuhan sektor swasta tersebut.
“Para donor harus segera bertindak menghadapi krisis fiskal serius OP dalam waktu dekat ini,” kata Mariam Sherman, direktur Bank Dunia untuk wilayah Tepi Barat dan Jalur Gaza.
Laporan itu mencatat, Area C–60 persen wilayah Tepi Barat yang sekarang dikuasai penuh Zionis Israel–menyimpan sebagian besar sumber daya alam, lahan pertanian dan sumber daya tanah di Tepi Barat.
Ad Hoc Liaison Committee, forum negara donor OP, akan bertemu pada 23 September 2012 di New York, Amerika Serikat.
Menteri Keuangan OP Nabil Qassis dan Menteri Negara Perencanaan OP Muhammad Abu Ramadan dijadwalkan menghadiri pertemuan itu dan menyampaikan laporan mengenai sumber daya alam tak tergantikan yang sekarang berada dalam status quo di Tepi Barat.
“Kita semua tahun bahwa satu-satunya solusi yang mungkin bagi konflik ini adalah mengakhiri penjajahan Israel yang telah berlangsung hampir setengah abad lamanya,” kata para menteri OP, Selasa (18/9/2012), kutip Maan.
“Kita dapat bertindak dengan sungguh-sungguh mulai sekarang untuk mewujudkan kemungkinan solusi dua negara, atau kita menonton situasinya berubah perlahan menjadi apartheid sepenuhnya,” imbuh mereka.*