Hidayatullah.com–Yayasan Wakaf Al-Aqsha, dikutip Pusat Info Palestina hari Rabu (30/11/2011) menegaskan bahwa otoritas Zionis-Israel melanjutkan rencana yahudisasinya terhadap Masjidil Aqsha dan sekitarnya.
Dalam rilisnya, yayasan itu menyebutkan, Zioins-Israel memperbarui berencana membangun kuil Yahudi di bawah tanah yang dikhususkan untuk ibadah warga Yahudi di bawah gerbang Maghoribah yang terletak di sekitar Masjid Al-Barraq, yakni di kawasan tembok ratapan dan halaman Al-Barraq.
Yayasan menegaskan, rencana Zionis ini merupakan ancaman besar bagi Masjidil Aqsha, yang akan menyingkap gerbang Nabi yang terletak di bawah gerbang Maghoribah menuju kawasan bagian bawah Masjidil Aqsha.
Pembangunan kuil Yahudi ini akan berdampak pada tembok Al-Barroq dan tembok barat Masjidil Aqsha. Rencana ini akan bersamaan dengan penggusuran dan penghapusan simbol sejarah Islam dan Arab. Disebutkan bahwa rencana ini merupakan bagian dari rencana yahudisasi menyeluruh kawasan Al-Barraq, di bagian atas dan bawahnya.
Channel TV 2 Israel melansir rencana yang telah disiapkan rabi Yahudi Samuel Robinovich terkait perluasan tempat ibadah bagi wanita Yahudi di halaman Al-Barraq, ungkapnya.
“Kita memiliki rencanan membangun lantai bawah di halaman tembok ratapan yang dilingkupi sejumlah tembok dari setiap sisinya. Saat ini kita sedang mengajukan permohonan kepada pihak terkait untuk mendapatkan perijinannya.”
Chanel TV 2 menyebutkan bahwa Robinovich mengirimkan sejumlah surat ke berbagai media dan kepada sejumlah pimpinan politik dan keamanan Israel dan menuntut mereka segera menggusur gerbang Maghoribah.
Salaman dengan Livni
Sementara itu, di saat keberingasan Zionis terus tak behenti, pemimpin otorita Palestina Mahmud Abbas jutsu bersalaman mesrah dengan kubu Zionis.
Dikutip radio Zionis, Mahmud Abbas bertemu dengan pemimpin partai oposisi Kadema, Tzipi Livni, Rabu (30/11/2011) di Amman Jordania.
Livni sebelumnya mengundang Abbas untuk kembali ke meja perundingan dalam upayanya mencari solusi konflik antara Palestina – Zionis. Ia mengungkapkan langkah apapun yang dilakukan sepihak tidak akan menghasilkan apa-apa, ungkapnya.
Dalam pertemuan itu, kedua belah pihak yang juga dihadiri sejumlah tokoh politik serta pejabat Zionis membahas masalah rekonsiliasi antara Hamas dan Fatah. Selain pembahasan mengenai susunan pemerintahan dam persatuan nasional yang dianggap Livni mengancam kesempatan perdamaian.
Seperti diketahui, Abbas, adalah tokoh yang sangat dekat hubungannya dengan Zionis-Israel dan Amerika.*