Hidayatullah.com–Ketegangan terjadi di Masjid al-Aqsa setelah 50 pemukim Yahudi masuk pintu gerbang al-Maghariba. Alih-alih mengamankan situasi, sejumlah pasukan khusus Zionis Israel justru melindungi aktivis Yahudi yang berencana merusak masjidil Aqsha dan mencari semua jamaah Muslim yang usianya di bawah 45 diwajibkan untuk meninggalkan lokasi masjid.
Yayasan Wakaf Al-Aqsha, dikutip Palestine Information Centre (PIC), Rabu, (03/10/2012) melaporkan, kondisi genting masih menyelimuti Masjidil Aqsha di tengah serbuan gerombolan Yahudi lewat serangkaian serbuan kecil dari arah gerbang Mugharibah ini
Pasukan Zionis-Israel membubarkan konfrontasi pagi itu dengan menggunakan tongkat listrik terhadap jamaah Muslim, demikian dikutip kantor berita WAFA. Pasukan Israel menangkap 5 warga Muslim dalam peristiwa ini.
Saksi mata mengatakan, ikut dalam aksi ini Moshe Feiglin, merupakan anggota parlemen Israel dari partai berkuasa Likud, yang mengaku datang bersama para rabi dan pemukim Yahudi untuk melakukan ritual Talmud dan memperingati hari libur Sukkot.
Seperti diketahui, sebelumnya, aktivis Yahudi telah mengumumkan akan menyerbu Masjidil Aqsha pada hari Selasa, (02/10/2012). Namun aksi itu berhasil dihalau kaum Muslim. Di antara yang ikut berencana dalam serbuan ini adalah anggota Knesset, Vejlin, yang digiring keluar agar tidak mengotori masjid.
Namun sehari sesudah itu, Rabu pagi, 50 pemukim Yahudi masuk pintu gerbang al-Maghariba dengan pengawalan pasukan Israel, sambil melarang kaum muslimin semua usia memasuki Masjidil Aqsha. Cekcok dan adu mulut antara para pemuda Muslim dan polisi Israel terjadi.
Sejumlah jamaah berusia lanjut usia sempat diusir keluar masjid oleh pihak polisi Israel disebabkan berusaha menghalangi gerombolan Yahudi dengan mengumandangkan kalimat takbir “Allahu Akbar”.
Sejumlah pegawai di Masjidil Aqsha juga menegaskan, kepolisian Zionis-Israel yang berkonsentrasi di gerbang bagian luar masjid juga ikut melarang sejumlah mahasiswi yang belajar di Al-Aqsha memasuki masjid.
Tindakan pasukan Israel ini sebagai balas dendam terhadap para mahasiswi yang turut mengusir gerombolan Yahudi dari gerbang Al-Aqsha.
Di samping itu pasukan Israel memperketat pemeriksaan kartu identitas jamaah yang hendak shalat dan menahannya sampai mereka keluar dari masjid.
Menurut catatan Yayasan Waqaf Al Aqsha, sejak awal tahun 2012, penyerbuan ke Masjid Al-Aqsa oleh kaum Yahudi mencapai 4.700 orang, ditambah kedatangan para turis yang berjumlah hampir 220.000 orang, serta 3.250 tentara Zionis.
“Hari-hari ini Masjid Al-Aqsa dalam bahaya, karena makin meluasnya eskalasi serbuan, tindakan penistaan dan upaya kaum Yahudi, organisasi-organisasi Yahudi, tentara Zionis dan turis asing, untuk melakukan ritual Talmud di halaman masjid,” tulis pernyataan Yayasan Waqaf Al-Aqsa.*