Hidayatullah.com– Sebuah bentrok sengit meletus antara pemuda Palestina dan militer rezim Zionis di halaman Masjid al-Aqsha hari Ahad (3/6). Insiden terjadi ketika sekelompok penganut Yahudi ekstremis menyerbu Masjid al Aqsha.
Kantor berita Anadolu melaporkan bahwa polisi ‘Israel’ mengizinkan lebih dari 400 ekstremis Yahudi untuk memasuki daerah itu ketika langkah-langkah provokatif bertepatan dengan peringatan invasi ‘Israel’ ke Baitul Maqdis setelah Perang Enam Hari 1967.
“Sekitar 1.179 ekstremis Yahudi menyerbu kompleks itu sejak pagi,” kata Syeikh Omar Kiswani, Direktur Masjid Al Aqsha, kepada Anadolu Agency.
“Dalam pelanggaran besar-besaran bulan suci Ramadhan, para pemukim masuk ke kompleks melalui Gerbang Al Mugharbah di bawah perlindungan polisi ‘Israel’,” katanya.
Bentrok itu terjadi setelah ratusan peziarah meneriakkan kata ‘Allahu Akbar’ untuk memprotes kebrutalan ekstremis Yahudi yang mencemari kesucian masjid yang menjadi kiblat pertama umat Islam.
Para peziarah mengeluarkan ekspresi kemarahan ketika para pemukim illegal itu diizinkan masuk ke halaman, kata Badan Wakaf Al Aqsha.
Polisi ‘Israel’ kemudian menyerang beberapa peziarah Palestina termasuk penjaga al-Aqsha yang mencoba memblokir provokasi kelompok ekstremis.
“Mereka juga melepaskan gas air mata dan bertindak keluar dari para peziarah ke pintu masuk selatan al-Aqsha. Beberapa orang dilaporkan terluka dan ditangkap oleh rezim Zionis,” kata Anadolu lagi.
Menurut seorang wartawan Anadolu Agency, polisi ‘Israel’ menembakkan gas air mata dan bom kejut dan mengejar para peziarah sejauh pintu masuk ke bangunan selatan, tempat para jamaah berbaris.
Enam jamaah dilaporkan ditangkap selama kekerasan.
Badan Wakaf mengatakan polisi ‘Israel’ menutup gerbang Al Mugharbah di kompleks Al Aqsha setelah bentrokan ini.
Polisi ‘Israel’ belum mengeluarkan pernyataan resmi tentang bentrokan itu.
Bentrokan hari Ahad terjadi di tengah seruan kelompok-kelompok Yahudi agar para pemukim berkumpul di situs itu untuk menandai apa yang mereka sebut “penyatuan kembali Jerusalem”.
‘Israel’ secara ilegal menduduki Baitul Maqdis (Jerusalem) Timur, tempat Masjid Al Aqsha berada, sejak Perang Arab-’Israel’ 1967.
Dalam suatu langkah yang tidak pernah diakui oleh komunitas internasional, ‘Israel’ mencaplok seluruh kota pada tahun 1980, mengklaimnya sebagai ibu kota negara “abadi dan tidak terbagi” yang diproklamirkan sebagai ‘Negara Yahudi’.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Al Aqsha merupakan situs tersuci ketiga umat Islam seluruh dunia setelah Makkah dan Madinah. Orang-orang Yahudi, menyebut daerah itu sebagai “Gunung Kuil,” mengklaim bahwa itu adalah situs dari dua kuil Yahudi di zaman kuno.
Ini adalah pertama kalinya dalam tiga dekade bahwa para ekstremis Yahudi diizinkan masuk ke halaman Masjid al-Aqsha selama minggu terakhir bulan Ramadhan.
Pada tahun 1988, halaman al-Aqsha ditutup untuk ekstremis Yahudi setelah peringatan pendudukan ‘Israel’ juga jatuh selama minggu terakhir Ramadhan.*