Hidayatullah.com–Salah satu tokoh perempuan terpenting dalam perjuangan Palestina, Miriam Farhat atau lebih dikenal sebagai Umm Nidhal Farhat, wafat subuh hari Ahad (17/03/2013) waktu Jalur Gaza. Demikian Al-Qassam dan Occupied Palestine melaporkan.
Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raji’uun…
Umm Nidhal Farhat yang juga anggota Majelis Tasyri’ (perwakilan rakyat) Palestina di Gaza kembali ke Rahmatullah beberapa jam setelah memasuki ICU di rumah sakit Sy-Syifa di kota Gaza.
Ashraf Al Qedra, jurubicara Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza, memastikan wafatnya Umm Nidhal dalam pernyataan singkat di halaman Facebook-nya.
Koresponden Al-Qassam di kota Gaza melaporkan, jenazah almarhumah akan dikuburkan bersama dengan kuburan ketiga anaknya yang sudah mati syahid bertahun-tahun yang lalu.
Almarhumah Umm Nidhal Farahat sangat terkenal di Palestina dengan julukan “Khansa Palestina”. Khansa adalah seorang sahabat Rasulullah Sallallaahu ‘alayhi wa sallam yang dengan penuh kasih sayang dan keteguhan seorang ibu membesarkan dan menyiapkan keempat putranya menjadi Mujahidin berjuang bersama pasukan Rasulullah. Keempat putranya gugur sebagai syuhada.
Umm Nidhal Farahat diberi julukan “Khansa Palestina” karena keenam putranya adalah pejuang Palestina dan tiga diantaranya sudah gugur sebagai Syuhada. [baca juga: Tiga Putranya Syahid, Ummu Nidhal Malah Bagi-bagikan Manisan]
Bulan April dan Desember tahun lalu, delegasi Tim Amanah Indonesia untuk Gaza dan Al-Aqsha (SA2Gaza) ditemani hidayatullah.com secara khusus mengunjungi Umm Nidhal Farhat.
Salim A. Fillah, penulis buku dan da’i muda, yang juga salah satu relawan Tim SA2Gaza mengomentari kunjungannya kepada Umm Nidhal, “Saya tidak merasa berhadapan dengan seorang asing. Saya seperti sedang berhadapan dengan ibu saya sendiri… Air mata hampir tak bisa ditahan selama kami bersama beliau.”
Kak Bimo, pendongeng anak, “Setiap kata-katanya menggetarkan hati, dan menyeret kita ke dalam jantungnya perjuangan ini…”
Rumah kediaman Umm Nidhal sudah berkali-kali dihancurkan oleh bom dan roket zionis ‘Israel’, karena sejak puluhan tahun yang silam selalu jadi tempat berkumpul para remaja dan pemuda pejuang.
Waktu Tim SA2Gaza berkunjung ke rumahnya, Umm Nidhal menunjukkan tempat di halaman rumahnya di mana ‘Imad Aqil, tokoh pendiri Brigade Al-Qassam, ditembak mati syahid oleh serdadu zionis pada tahun 1993.
Anak sulungnya yang bernama Nidhal dibunuh oleh serdadu Zionis sepulu tahun kemudian, tahun 2003; mereka juga membunuh anaknya yang ketiga Rawad dengan cara memasang bom di mobilnya di kota Gaza tahun 2005.
Perdana Menteri Ismail Haniyah dan Wakil Ketua Majelis Tasyri’ Ahmad Bahar, dan tokoh Hamas seperti Mahmoud Al-Zahar dikabarkan segera berkumpul di RS Asy-Syifa.
Sumber-sumber medis mengabarkan kesehatan Umm Nidhal menurun drastis sejak tadi malam. Sumber tersebut juga memastikan bahwa penyebab sakitnya adalah semakin akutnya kanker hati (sirosis) serta infeksi usus besar yang sudah dideritanya sejak bertahun-tahun. Dalam setahun terakhir, Umm Nidhal beberapa kali ke Kairo untuk pengobatan.
Umm Nidhal dilahirkan di Asy-Syuja’iyah di kota Gaza tahun 1949, dan menjadi anggota Majelis Tasyri’ sejak tahun 2006.
Semoga Allah mengumpulkan beliau dengan anak-anaknya dan para Syuhada di Syurga Firdaus. Semoga kita menyusulnya juga.*