Hidayatullah.com–Seorang wanita berpendidikan Inggris ditunjuk menjadi juru bicara Hamas. Ia menjadi wanita pertama yang menjadi juru bicara dalam organisasi pergerakan tersebut.
Isra al-Modallal, yang mengenyam pendidikan di Grange College of Technology di Bradford saat berusia 10 sampai 14 tahun, akan bertugas menyampaikan informasi mengenai organisasi itu kepada media asing dari Gaza, wilayah yang sedang dalam isolasi Zionis Israel.
Berbicara kepada The Daily Telegraph, Senin (11/11/2013), ia mengatakan, penunjukannya itu untuk memberi gambaran manusiawi terhadap orang-orang Palestina .
“Tugas utama saya untuk memberikan gambar yang tepat dan manusiawi mengenai masalah Palestina,” kata al-Modallal, berbicara di rumahnya di Rafah, wilayah yang berbatasan dengan Mesir.
Dia mengatakan, akan menekankan upaya perjuangan kemanusiaan yang dihadapi wilayah itu, yang 1,8 juta penduduknya sedang dalam keadaan terkekang dan mengalami kekurangan akibat blokade Zionis Israel yang telah berlangsung bertahun-tahun dan penghancuran terowongan oleh pemerintah militer Mesir.
Wanita berusia 23 ini lahir dan dibesarkan di Mesir sebagai pengungsi Palestina. Ia tergerak berada di dalam pekerjaan itu karena banyak orang masih belum memahami keadaan Palestina.
“Kebanyakan orang di Inggris bahkan tidak tahu Palestina,” katanya. “Saya sering terpaksa mengatakan berasal dari Israel, dan wilayah saya sedang dijajah Israel. Teman-teman saya sering bertanya, Palestina ada di mana? Di Afrika atau Jepang? Kok tidak ada di peta, kecuali negara bernama Israel.”
“Tentu saja hal itu mengecewakan saya. Saya punya negara. Sebagai pengungsi, saya tidak dapat menemukan negara saya di peta. Saya pun harus menjelaskan kepada kawan-kawa saya bahwa Palestina berada di bawah pendudukan Israel.”
Saat di Inggris al- Modallal pernah aktif dalam demonstrasi menolak invasi ke Irak pada tahun 2003. Terhadap Manchester sebagai kota favoritnya, dia mengatakan, berencana untuk kembali ke Inggris di masa depan untuk mengambil gelar master.
Ia mengatakan, ia mendapat pekerjaan ini karena lulusan Studi Media dari Universitas Islam Gaza dan bekerja sebagai wartawan lokal pada saluran televisi al-Kitab. Ia pernah mewawancarai Lauren Booth, adik ipar Tony Blair, dan Noam Chomsky, pemikir politik sayap kiri Amerika Serikat.*