Hidayatullah.com—Faksi-faksi pejuang Palestina mengutuk keras “pembantaian mengerikan” yang dilakukan pasukan penjajah ‘Israel’ terhadap warga Palestina yang mengungsi dan mencari perlindungan di sekolah Al-Taba’een di lingkungan Al-Daraj, Gaza tengah, melaporkan Anadolu Agency.
Serangan tersebut, yang menargetkan warga sipil saat mereka sedang melaksanakan shalat Subuh, menyebabkan lebih dari 100 warga Palestina gugur dan melukai beberapa lainnya.
Gerakan Jihad Islam menyebut serangan itu sebagai “kejahatan perang total” dan menyatakan: “Memilih waktu shalat subuh untuk melakukan pembantaian yang mengerikan dan ini menegaskan bahwa musuh mempunyai niat untuk menyebabkan sebanyak mungkin martir di kalangan warga sipil, termasuk anak-anak. .anak-anak dan orang tua.”
Kelompok Palestina Hamas juga mengeluarkan pernyataan yang mengutuk “pembantaian” tersebut, dan menggambarkannya sebagai “kejahatan serius terhadap kemanusiaan.”
Gerakan ini menekankan bahwa insiden ini adalah bagian dari “pola kekerasan yang lebih luas, termasuk serangan sebelumnya terhadap rumah sakit dan bangunan tempat tinggal”.
Juru bicara Fatah Munther Al-Hayek mengatakan serangan itu adalah “kejahatan keji terhadap warga sipil yang terlantar” dan meminta komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi.
“Dampak tragis dan kekejaman yang menimpa anak-anak dalam situasi konflik, diperlukan kesadaran global untuk menghentikan genosida yang dilakukan ‘Israel’ di Gaza,” kata Hayek.
Front Demokratik untuk Pembebasan Palestina (DFLP) juga mengutuk “pembantaian” tersebut dengan alasan bahwa “kejahatan semacam itu hanya dapat dilakukan oleh ‘Israel’ karena dukungan politik dan militer” yang diterimanya dari Amerika Serikat dan kurangnya tanggapan komunitas internasional.
Para saksi melaporkan bahwa tiga rudal menargetkan area shalat dan mengubahnya menjadi lokasi pembantaian, dengan mayat-mayat hangus dan berserakan.
Dengan adanya pemboman terhadap sekolah Al-Taba’een, jumlah sekolah yang menjadi sasaran pasukan ‘Israel’ di Kota Gaza selama seminggu terakhir meningkat menjadi enam, menurut perhitungan Anadolu.
Meskipun ada permintaan pada hari Kamis (8 Agustus) dari mediator, termasuk Mesir, Amerika dan Qatar, untuk menghentikan permusuhan, mencapai gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran sandera, ‘Israel’ terus melanjutkan serangan mematikannya di Jalur Gaza.
Shalat Subuh
Sedikitnya 100 warga Palestina syahid ketika militer ‘Israel’ membom ratusan orang yang sedang melaksanakan sholat subuh di sekolah Al-Tabin di lingkungan Al-Daraj di timur Kota Gaza pada Sabtu (10/08/2024).
Sekolah tersebut merupakan tempat penampungan warga sipil yang mengungsi. Selain 100 orang, puluhan orang lainnya terluka dalam serangan tersebut.
Pesawat tempur ‘‘Israel’’ menargetkan sekolah tersebut ketika para jamaah sedang melaksanakan salat subuh, demikian laporan kantor berita Palestina, Wafa.
Para korban hancur berkeping-keping dan bahkan beberapa jam setelah serangan itu, orang-orang yang selamat dan petugas medis masih mengumpulkan potongan-potongan tubuh yang berserakan. Dan saat kami berbicara, tim pertahanan sipil masih mencari orang-orang yang hilang.
Gedung sekolah dipenuhi dengan potongan tubuh dan paramedis mengatakan bahwa mereka belum dapat menemukan mayat yang masih utuh.
Potongan-potongan tubuh tersebut dikumpulkan dalam selimut dan setiap selimut berisi potongan tubuh lebih dari satu orang.
Genosia penjajah ‘Israel’ di Jalur Gaza telah menewaskan hampir 39.700 orang sejak 7 Oktober tahun lalu.
‘Israel’ dituduh melakukan genosida di Mahkamah Internasional (ICJ), yang memerintahkan mereka untuk segera menghentikan operasi militernya di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum diserang pada tanggal 6 Mei.*