Hidayatullah.com—Jurubicara UNWRA Chris Gunness mengatakan bahwa sebagian wilayah Jalur Gaza merupakan “daerah bencana” dan menyerukan masyarakat internasional agar mengakhiri blokade Zionis Israel guna memungkinkan upaya pemulihan berlangsung.
“Sebagian besar wilayah utara Gaza merupakan daerah bencana di mana sejauh mata memandang hanya air yang terlihat. Daerah sekita Jabaliya telah menjadi danau besar dengan ketinggian air 2 meter mengepung rumah-rumah dan menelantarkan ribuan orang,” kata pejabat badan khusus PBB itu dalam pernyataan yang diterima kantor berita Maan Sabtu (14/12/2013).
“Kami telah mengirimkan 5 ribu liter bahan bakar ke SPBU setempat, tetapi situasianya sangat sulit dan dengan bertambah tingginya banjir, maka resiko penyakit dari air akan meningkat,” imbuhnya, merujuk pada masalah kelangkaan bahan bakar di wilayah Palestina yang mengalami blokade menyeluruh oleh pemerintah Zionis Yahudi.
Gunness menjelaskan, empat ribu petugas UNRWA berupaya menanggulangi banjir dan mengevakuasi warga Gaza ke fasilitas-fasilitas milik lembaga khusus PBB untuk pengungsi Palestina itu.
“Ketika [bencana] ini usai, masyarakat dunia perlu melakukan tekanan yang efektif guna mengakhiri blokade atas Gaza,” kata Gunness.
Jalur Gaza sejak bulan Nopember lalu mengalami kegelapan karena satu-satunya pembangkit listrik di daerah pesisir itu tidak berfungsi akibat kekurangan pasokan bahan bakar.
Kondisi penduduk semakin merana, sebab beberapa hari belakangan badai musim dingin yang parah dan jarang terjadi bergerak dari ke selatan menerjang negara-negara di kawasan Syams.
Otoritas energi Jalur Gaza menuding Mesir ikut ambil bagian dalam kesulitan energi di Jalur Gaza, dengan dirusaknya terowongan-terowongan bawah tanah yang menjadi jalur alternatif untuk memasukkan bahan bakar. Sebagaimana diketahui sejak era pemerintahan presiden Muhammad Mursy, aparat Mesir menghancurkan terowongan bawah tanah yang menyebar di sekitar perbatasan Rafah.*