Hidayatullah.com— Jurubicara PM Ismail Haniyah, Tahir Al-Nunu menampik isu yang disebarkan oleh media massa Zionis bahwa bahwa Harakah Muqowamah Al-Islamiyah (Hamas) bisa jadi mengakui entitas Zionis dan akan membahas hal itu dengan gerakan Fatah.
Dalam pernyataan khususnya dikutip Pusat Informasi Palestina (PIC), Nunu menegaskan, Hamas tidak pernah melakukan wawancara dengan harian tersebut di atas selama beberapa waktu lalu.
Apa yang disampaikan harian Amerika, menurut Nunu adalah tidak benar.
“Kami tidak pernah membahas soal pengakuan terhadap penjajah Zionis dan itu tidak pernah digagas. Bahkan pemerintah Hamas akan menindaklanjuti soal isu bohong itu,” ujanya dikutip PIC, Ahad (27/04/2014).
Ia mengisyaratkan, Hamas komitmen dengan kesepakatan dengan Fatah soal pembentukan pemerintah teknokrat tidak ada hubungan dengan urusan politik.
Hamas berhak
Sementara itu, Ketua Jururunding PLO, Saib Erekat mengatakan, Hamas berhak untuk tidak mengakui Israel. Dia bahkan menuduh Zionis melakukan intervensi dan campur tangan masalah internarnal Palestina secara tidak tahu malu dan terang-terangan.
Erekat mengatakan, Hamas adalah gerakan Palestina dan bukan teroris. Israel tahu, tidak mungkin merealisasikan sebuah negara Palestina pada batas tahun 1967 tanpa rekonsiliasi antara fasi-fasi Palestina.
Erekat juga menuduh Israel telah berlindung pada rekonsiliasi Palestina untuk menghentian perundingan politik. Dia menilai hukuman yang diterapkan adalah arogan. Dia menegaskan, tidak mungikin kembali ke perundingan kecuali setelah “Israel” menepati komitmen-komitmen.*