Hidayatullah.com–Ribuan rakyat Palestina pada hari Kamis (15/05/2014) memperingati peristiwa “An-Nakbah” (malapetaka) yang terjadi 66 tahun lalu ketika ratusan ribu rakyat Palestina diusir dari tanah mereka oleh Israel tahun 1948, demikian rilis World Bulletin.
Mobilisasi massa diadakan di kota Tepi Barat Ramallah, Nablus, Bethlehem dan Al-Khalil (Hebron) di mana rakyat Palestina melambai-lambaikan bendera berwarna hitam untuk memperingati hari yang menyedihkan dalam sejarah mereka.
Di Ramallah, rakyat Palestina berjalan kaki mulai dari makam mendiang pemimpin Palestina Yasser Arafat di tengah Ramalah menuju lapangan Dawar al-Manarah di pusat kota.
“Hak rakyat Palestina untuk kembali” adalah salah satu bunyi slogan di antara slogan-slogan yang terlihat pada spanduk yang dilambaikan para pengunjuk rasa untuk menuntut hak ribuan pengungsi Palestina untuk kembali ke rumah-rumah mereka di dalam wilayah yang sekarang berdiri negara Israel. Aksi protes duduk juga digelar di luar Bab al-Amaud, salah satu pintu masuk utama ke Al-Quds (Yerusalem Timur yang diduduki Israel), untuk memperingati peristiwa itu.
Kegiatan serupa juga diselenggarakan di Jalur Gaza. Melalui Resolusi PBB 181 yang ditetapkan 29 November 1947, PBB menyetujui untuk mengakhiri mandat Inggris atas Palestina dan memecah tanah Palestina menjadi dua wilayah, Arab dan Yahudi.
Wilayah Yahudi ini menjadi cikal bakal berdirinya negara Zionis-Israel. Setelah itu, sekitar 800.000 rakyat Palestina mengungsi dan 500 desa Arab hancur dalam serangan oleh kelompok bersenjata Yahudi pada saat itu.
Menurut UNRWA, sebuah badan PBB yang menangani pengungsi Palestina, saat ini tercatat lebih dari 5 juta pengungsi Palestina di dalam wilayah Palestina yang diduduki, Yordania, Suriah dan Libanon.*