Hidayatullah.com–Wakil Kepala Biro Politik Hamas, Ismail Haniyah menyerukan negara Saudi dan Turki agar mendukung Intifada al-Quds yang meletus awal Oktober lalu.
Dalam telekonferens kemarin Kamis (11/12/2015) Haniyah mengatakan, Intifada dilakukan dalam rangka membela Masjid Al-Aqsha di mana warga Palestina mewakili umat dalam menghadapi rencana jahat Israel yang ingin membagi masjid Al-Aqsha menjadi dua dari waktu dan tempatnya.
“Kami berharap peran sentral strategis Saudi dalam menghadapi rencana jahat Israel dan mendukung Intifada sebagaimana kami menyerukan Turki agar juga mendukung Intifada,” ujarnya dikutip PIC.
Haniyah mengapresiasi sikap kedua negara Saudi dan Turki selama ini baik sikap resmi pemerintah atau rakyatnya yang mendukung bangsa Palestina sepanjang sejarah.
Dukungan Pengawas Urusan Palestina
Sementara itu, Konferensi ke-95 dari Pengawas Urusan Palestina menyerukan masyarakat internasional memberikan perlindungan bagi rakyat Palestina dan menghentikan permusuhan Israel terhadapnya.
Pernyataan ini muncul dalam penutupan konferensi Pengawas Urusan Palestina yang ke-95 di Kairo, Rabu (09/12/2015) selama lima hari kemarin.
Hadir dalam konferensi ini sejumlah negara Arab, OKI, Liga Arab, rganisasi Arab untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (ALECSO) serta Organisasi Islam untuk Pendidikan, Ilmu Pengetahuan dan Kebudayaan (ISESCO).
Dalam pernyataan akirnya, negara Pengawas Urusan Palestina mengecam aksi pembunuhan yang dilakukan tentara Zionis Israel terhadap anak-anak dan pemuda Palestina. Sebagianya masih ditahan.
Tentara juga terbiasa melakukan penyiksaan dalam interogasi terhadap anak-anak. Disamping itu, mereka mengecam kebijakan penghancuran rumah-rumah Palestina dan menahan sejumlah jenazah syuhada Palestina, mencuri dan memperdagangkan anggoat badan mereka serta menyiksa keluarganya.
Konferensi meminta masyarakat internasional mendesak penjajah Israel agar menarik mundur pasukanya dari wilayah Arab jajahan di Palestina termasuk di Golan Suriah ke perbatasan Juni tahun 1967.
Israel juga dituntut menarik diri dari bagian negara Libanon serta membiarkan Palestina mendirikan negaranya dengan merdeka dan kembalinya para pengungsi Palestina ke negaranya, sesuai dengan resolusi internasional, terkait Palestina.
Dalam rekomendasi akhirnya kepada Liga Arab dan Dewan Duta Besar Arab serta awak media Arab, Pengawas Urusan Palestina mengkhawatirkan situasi yang dialami para tawanan khsusunya tawanan Palestina dan Arab di penjara Israel.
Terkait dengan blokade Zionis terhadap Gaza, konferensi juga meminta semua pihak mendesak Israel agar segera membebaskan Gaza dari blokade internasional sejak 2006 lalu.
Disamping membebebaskan jalur perdagangan mereka secar total, membebaskan bahan-bahan pokok makanan maupun bangunan masuk Gaza dari perlintasan ekonomi untuk rekonstruksi Gaza.*