Hidayatullah.com–Usai merayakan wisuda kelulusannya, Talla Al Barghouthi –putri tawanan Palestina yang dijatuhi hukuman penjara terlama sepanjang sejarah, Abdullah Al Barghouthi– menuliskan surat untuk ayahnya di akun Facebook miliknya. Melalui surat itu Talla berjanji kepada ayahnya untuk terus melanjutkan prestasi, meskipun sang ayah masih mendekam di penjara Zionis.
Abdullah Ghalib Abdullah Al Barghouthi, lahir pada tahun 1972 di Kuwait. Ia merupakan seorang insinyur dan komandan Brigade Izzuddin Al Qassam di Tepi Barat. Saat ini ia tengah menjalani masa penahanan di penjara penjajah ‘Israel’. Ia merupakan tawanan dengan hukuman penjara terlama sepanjang sejarah, yakni hukuman penjara seumur hidup 67 kali ditambah 5200 tahun.
Penjajah Zionis mendakwanya sebagai dalang di balik operasi yang menewaskan 67 pemukim ilegal Yahudi sejak tahun 2000 hingga 2003. Ia adalah penerus asy syahid Yahya Ayyash, insinyur perakit bom yang menciutkan nyali ‘Israel’.
Berikut isi surat Talla untuk ayahnya tercinta:
“Ayah, hari ini aku diwisuda. Seandainya saja Ayah tahu betapa gelisahnya aku mencari-carimu di tengah para hadirin. Aku menyaksikan tawa para ayah yang hadir, namun aku tidak melihat tawamu. Maka, seperti tak ada tawa di ruangan itu.
Teman-temanku dibersamai ayah mereka masing-masing. Kecuali aku, wahai Ayahku. Hanya rindu dan kealpaanmu yang mendekapku.
Namun, Ayah, aku akan tetap kuat dan tegar sama sepertimu. Ayah, engkau telah mempersembahkan kemuliaan kepada rakyat Palestina dengan hukuman penjaramu.
Ayah, aku berjanji akan menyelesaikan apa yang sudah aku mulai. Dan aku berjanji akan menjaga bangku yang masih kosong ini dengan penuh suka cita dan cinta kasih untukmu, Ayah.” *