Hidayatullah.com–Para perwakilan kelompok-kelompok etnis Myanmar berkumpul untuk putaran kedua Konferensi Perdamaian di Panglong.
Sebanyak 700 perwakilan kelompok-kelompok etnis Myanmar menghadiri putaran kedua Konferensi Perdamaian Panglong, di ibu kota Nay Pyi Taw.
Negosiasi damai itu melibatkan pihak militer, pemerintah, tentara etnis dan partai-partai politik, tulis Global Times.
Pertemuan ini adalah inisiatif Penasehat Negara Myanmar Aung San Suu Kyi sebagai upaya untuk mengakhiri perang saudara berdekade lamanya dan mencapai perdamaian.
Baca: Myanmar Menolak Penyelidikan PBB terkait Kejahatan pada Etnis Rohingya
Pertemuan kedua dari Konferensi Perdamaian Panglong diadakan sembilan bulan setelah pertemuan pertama pada bulan Agustus 2016, dan berharap untuk menyatukan semua kelompok etnis dan membangun sebuah serikat federal yang demokratis melalui dialog, demikian kutip Xinhua News Agency.
Suu Kyi menempatkan proses perdamaian sebagai prioritas bagi pemerintahannya, meski dalam pertemuan ini, etnis Rohingya yang memiliki sekitar 1,1 juta penduduk tak diikutsertakan.
Baca: Nasionalis dan Buddha Burma Tolak ‘Rohingya’di Kedutaan AS di Myanmar
Beberapa masalah yang dibahas adalah keputusan untuk mengizinkan wilayah-wilayah Myanmar menyusun sendiri konstitusi dan status agama.
Putaran terbaru negosiasi diadakan di tengah-tengah pertempuran sporadis antara kelompok bersenjata etnis dan tentara pemerintah.
Sekitar 80% dari 20 kelompok Myanmar yang terlibat dalam konflik bersenjata diwakili dalam konferensi itu.
Namun hanya delapan diantaranya menandatangani perjanjian gencatan senjata sejauh ini.*