Hidayatullah.com—Adalah Ahed Tamimi (16), mungkin namanya kurang dikenal di Tanah Air kita. Tapi siapa sangka, remaja Palestina sangat populer di negaranya karena sikapnya sejak kecil yang begitu berani menentang tentara penjajah Israel.
Sejak kecil, Tamimi telah mulai menunjukkan sikapnya yang ditunjukkan untuk menuntut hak-hak Palestina yang terjajah.
Dua tahun lalu, tahun 2015, saat usianya masih 14 tahun, video Ahed Tamimi yang sedang bereaksi menggigit tangan seorang tentara Zionis-Israel menjadi viral secara internasional.
Ahed yang mengenakan kaos Tweety Pie menggigit tangan seorang tentara penjajah guna menghentikan penangkapan sewenang-wenag saudara laki-lakinya, Muhammad.
Baca: [Video]: Aksi Heroik Gadis Palestina Gigit Lengan Tentara IDF, membuat Zionis Lari
Tindakan berani membuat aktivis remaja Palestina ini menuai pujian, sementara pihak penjajah menuduh Tamimi digunakan sebagai alat propaganda.
Bukan sekali itu saja tindakan Ahed menjadi pemberitaan dan viral. Tahun 2012. sebuah foto yang menunjukkan dia mengepalkan tinju ke seorang tentara juga menjadi viral hingga membuat, Perdana Menteri Turki saat itu Recep Tayyip Erdogan mengundangnya ke Şanlıurfa.
Recep Tayyip Erdogan memberinya penghargaan “Hanzalah Awards” karena keberaniannya menantang serdadu-serdadu Zionis yang selalu memasuki kampungnya, Nabi Saleh di Tepi Barat. Dua hari sebelum insiden tersebut, Abu Yazan Tamimi menderita patah lengan akibat penggerebekan yang dilakukan Zionis di desanya. Karena itulah, tangannya terlihat dibalut perban.
Ahed, gadis berambut keriting berwarna pirang itu pun lalu dipuja oleh orang Palestina sebagai pahlawan yang berani menentang pendudukan Israel di Tepi Barat.
Aksi penangkapan Ahed menyebabkan ribuan netizen Palestina mengkritik penjajah melalui media sosial.
Di media sosial dia dijuluki “senilai seribu lak-laki” dan dipuja atas “keberaniannya melawan penjahat yang menghakimi anak-anak.”
“Para perempuan Tamimi tidak takut dengan tentara. Mereka tidak takut dipenjara,” tulis aktivis Palestina Issa Amro di Twitter.
“Mereka terus berjuang sampai kita semua bebas,” kutib BBC.
“Mereka tidak memberi alasan mengapa polisi menangkap anakku,” kata ayah Bassem Tamimi, laporan AFP.
Selain Ahed, ibu Tamimi juga ditahan. Tapi polisi penjajah tidak memberikan alasan apapun alasannya. Mereka mengkonfirmasi bahwa pasangan yang ditahan sampai setidaknya sampai 25 Desember.
Bassem juga menuduh ponsel komputer dan barang elektronik lainnya dari rumah mereka kini disita pasukan keamanan Zionis.
Baca: Foto Viral! Puluhan Tentara Israel Bersenjata Tangkap Remaja Palestina
Sebagaimana diketahui, Ahed ditangkap tentara penjajah tanggal 19 Desember 2017, empat hari setelah videonya terlibat konflik dengan prajurit Israel di dekat kediamannya di Desa Nabi Saleh menjadi viral.
Zonis Israel berupaya mendakwa dengan berlapis atas diri Ahed Tamimi yang gambarnya terekam sedang menampar dan menendang dua tentara Israel di Tepi Barat.
Insiden terjadi setelah militer penjajah menembak sepupu Ahed yang berusia 15 tahun tepat di bagian wajah menggunakan peluru karet.
Akibat tembakan, sepupu Ahed mengalami luka hingga harus dirawat karena koma selama 72 jam.
Bukan cuma Ahed, sepupunya yang berusia 20 tahun, Nour dan sang ibu yang tampak dalam video tersebut, juga turut ditangkap militer Israel.
Dalam sesi dengar pendapat hari Senin (01/01/2018) di pengadilan militer Israel di dekat Ramallah, menjerat Ahed 12 tuntutan, termasuk penyerangan terhadap militer penjajah.
Ayah Ahed, Bassem, mengatakan kepada Aljazeera kemungkinan besar putrinya akan dihukum dan dipenjara karena tuduhan tersebut.
“Mereka membangun kasus di sekitarnya secara khusus untuk membuatnya tetap di penjara selama mereka bisa,” katanya.
“Saya sangat khawatir dengan putri saya,” tambah Bassem, yang juga telah ditangkap beberapa kali oleh pasukan Israel.*