Hidayatullah.com—Situasi di Jalur Gaza semakin memanas setelah sebuah penyergapan kompleks oleh kelompok pejuang perlawanan Palestina di Khan Yunis menewaskan sedikitnya delapan tentara “Israel’ dan melukai lebih dari 15 lainnya.
Serangan ini dilaporkan sebagai salah satu yang paling mematikan dalam beberapa pekan terakhir, terjadi di tengah operasi militer besar-besaran “Israel’ di Gaza selatan dan utara.
Menurut laporan media “Israel’ seperti Haaretz dan Ynet, penyergapan tersebut berlangsung dalam dua tahap yang saling berkaitan. Seorang analis militer “Israel’ yang tak disebutkan namanya mengatakan kepada Channel 13:
“Ini adalah serangan yang sangat terorganisir. Gelombang pertama menargetkan unit patroli, dan gelombang kedua menghantam pasukan penyelamat yang dikerahkan ke lokasi. Ini jelas penyergapan kompleks dengan niat untuk menimbulkan kerugian maksimal.”
Sumber militer penjajah juga mengonfirmasi bahwa beberapa kendaraan militer, termasuk satu kendaraan tempur Korps Teknik, terbakar dalam serangan itu.
“Kendaraan kami terkena bahan peledak yang ditanam di jalur pergerakan,” kata salah satu tentara yang selamat, dikutip Times of “Israel’. “Kami tidak melihatnya datang.”
Pasukan udara penjajah “Israel’ segera dikerahkan untuk mengevakuasi korban. Helikopter militer menerbangkan tentara yang terluka ke Rumah Sakit Tel Hashomer di Tel Aviv. Beberapa korban disebut dalam kondisi kritis.
Respons dan Serangan Balasan
Palestinian sources menyatakan bahwa perlawanan dilancarkan oleh beberapa faksi secara bersamaan. Brigade Al-Quds, sayap militer Jihad Islam Palestina, mengklaim telah meledakkan kendaraan penjajah dengan alat peledak jarak jauh.
“Kami memicu bom saat kendaraan musuh melintas di pusat Khan Yunis. Musuh mengalami kerugian besar,” kata juru bicara Brigade Al-Quds dalam pernyataan resmi yang diterbitkan oleh Quds News Network.
Sementara itu, Brigade Al-Qassam—sayap bersenjata Hamas—melaporkan bahwa mereka melancarkan serangan terhadap satu unit pasukan “Israel’ yang bersembunyi dalam sebuah rumah di kawasan Perizinan Lama, Khan Yunis.
“Pejuang kami menyerang dengan roket Yassin-105, RPG, dan kemudian menggempur lokasi dengan senapan mesin berat,” ujar juru bicara Al-Qassam melalui saluran Telegram mereka. “Kami juga menargetkan tank Merkava dengan peledak Shawath dan roket kedua.”
Saksi dan Ketegangan di Lapangan
Penduduk lokal menggambarkan malam yang penuh ledakan dan tembakan. “Saya mendengar suara ledakan sangat keras, diikuti oleh tembakan dari helikopter,” kata Abu Khaled, seorang warga Khan Yunis, kepada media lokal.
“Langit malam diterangi oleh api dan asap. Kami tahu sesuatu yang besar terjadi.”
Sejumlah laporan juga menyebutkan bahwa penjajah melepaskan bom asap secara intensif untuk menutupi operasi pencarian dan evakuasi di lokasi penyergapan.
Media Palestina melaporkan bahwa helikopter “Israel’ menembaki area selatan Khan Yunis, sementara jet tempur menggempur pusat kota secara bersamaan.
Tiga Tentara Tewas di Jabaliya
Di Gaza utara, Brigade Al-Qassam juga mengklaim telah menewaskan tiga tentara “Israel’ dalam serangan terpisah di Jabaliya.
“Pasukan kami menghadang konvoi militer di pinggiran Jabaliya dan meledakkan alat peledak rakitan. Kami yakin ada korban jiwa,” tulis pernyataan resmi mereka.
Hingga malam hari, suasana tetap mencekam. Pasukan “Israel’ masih berupaya mengamankan lokasi dan mencari personel yang belum diketahui nasibnya.
Laporan menyebutkan bahwa komunikasi internal pasukan “Israel’ di lokasi terganggu karena penggunaan pengacak sinyal oleh pihak perlawanan.
“Serangan ini menunjukkan bahwa perlawanan di Gaza tidak hanya bertahan, tetapi mampu melakukan operasi ofensif yang terstruktur dan merusak,” lapor seorang analis militer Palestina di Al-Mayadeen TV.
Dengan meningkatnya korban dan operasi yang terus berlanjut, komunitas internasional kembali menyerukan de-eskalasi dan gencatan senjata. Namun, hingga saat ini, belum ada tanda-tanda bahwa konflik ini akan segera mereda.*