Hidayatullah.com– “Tiba-tiba” hari ini, Rabu (03/12/2017), Dahnil Anzar Simanjuntak “membangunkan” warga dunia maya dengan kicauannya tentang subuh.
“Demi Subuh Apabila Fajar Mulai Sudah menyingsing,” kicau Dahnil selepas subuh tadi sekitar pukul 5.10 berdasarkan catatan Twitter, mengawali kicauan di lini masanya hari ini.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah itu lalu mengunggah kicauan berikutnya.
“(I)ndahnya Subuh, adalah mengetahui bahwa Allah memilihmu untuk berada di antara orang-orang yang beribadah kepada-Nya, sementara kebanyakan orang lain di muka bumi ini sedang tertidur.”
Tiada angin, tiada hujan, “tiba-tiba” lagi pria penggemar Vespa ini berkicau tentang pernikahan.
“Sahabat Muda. Menikahlah dengan seseorang yang berjanji akan membangunkanmu di waktu Subuh.” Sepertinya ia mengirimkan pesan khusus kepada para pemuda-pemudi yang masih jomblo.
Pagi tadi pun ditutup dengan kicauan masih tentang subuh.
“Subuh. Keheningan menguatkan diri mu.”
Ada apa “tiba-tiba” mengicaukan ‘subuh’ hari ini?
“Setiap selesai subuh santai pasti saya tweet, pertanyaannya adalah ada apa anda kirimkan dan baca Tweet itu? :-),” jawab Dahnil saat diajak mengobrol oleh hidayatullah.com di Jakarta melalui pesan jalur pribadi (japri), seraya ia balik bertanya kepada awak media ini yang meng-copy-paste kicauan-kicauan itu untuknya, Rabu pagi jelang siang.
Diketahui memang, dalam ajaran Islam, subuh merupakan salah satu waktu istimewa. Dalam sebuah riwayat Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, bahwa shalat sunnah dua rakaat sebelum shalat fardu subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya.
Di tarik ke masa kini, dalam konteks ke-Indonesia-an, lebih mengerucut lagi dalam ranah penegakan hukum, waktu subuh mengingatkan masyarakat pada kasus penyerangan atas penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Novel Baswedan.
Novel diserang seusai melaksanakan shalat subuh berjamaah di masjid dekat rumahnya di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Selasa, 11 April 2017. Hampir menjelang setahun kasus itu, kepolisian belum menemukan titik terang dan mengungkapkan ke publik siapa sebenarnya pelakunya.
Baca: Dahnil: Penyerang Novel Teroris, Polisi Tak Sulit Menangkapnya
Hari ini, berdasarkan informasi dari Dahnil di akun Twitternya, sudah memasuki hari ke-264 kasus penyerangan Novel dengan siraman air keras itu. Dahnil pasca kasus itu memang punya kebiasaan khusus mengganti nama akunnya berdasarkan hitungan hari berlalunya kasus itu.
Rabu ini akun Dahnil, @Dahnilanzar, diberi nama “264 Hari”. Dahnil selama ini memang begitu memberi apresiasi dan dukungan khusus atas Novel.
“Saya memaknai pejuang sejati Muslim itu sebagai laki-laki subuh. Termasuk Novel,” jelas Dahnil kepada hidayatullah.com, Rabu ini.
Ia menilai, bangun subuh lalu berangkat ke masjid untuk shalat, merupakan hal penting sebelum berjuang pada ranah yang lebih luas.
“Karena tidak ada seorang Muslim sejati yang bisa ‘berjihad’ bila belum mampu mengalahkan malas untuk bangun subuh menuju masjid,” pungkas Dahnil berpesan kepada umat Islam, tentu termasuk para pemuda, melalui media ini.*
Baca: Mahfud: Polisi Seharusnya Mudah Mengusut Kasus Penyerangan Novel