Hidayatullah.com— Ribuan orang menghadiri upacara penghormatan terakhir buat Allahyarham Dr Fadi M R Albats di Gaza, semalam setelah diterbangkan ke Kairo, Mesir dari Kuala Lumpur International Airport (KLIA).
Upara kedatangan jenazah dihadiri pihak keluarga dan warga dari berbagai latar belakang di Palestina.
Menurut laporan Reuters, jenazahnya diterbangkan dari Kuala Lumpur ke Kairo, Mesir ditemani isteri dan anak-anak kemudian dibawa dengan menggunakan jalan darat ke Gaza.
Keranda Dr Fadi yang dilitupi bendera Palestina yang diusung oleh anggota polisi dalam sebuah upacara penghormatan terakhirnya. Pemimpin Hamas, Ismail Haniyah, memimpin upacara pemakaman.
“Kami berpendapat pendudukan (Israel) yang bertanggung jawab atas pembunuhan dan kesyahidan Fadi, para pembunuh ilmuwan tidak akan lolos dari hukuman,” kata pejabat senior Hamas, Khalil Al-Hayya, ketika jenazah diterima di Gaza seperti dikutip Reuters, Jumat (27/4/2018).
Baca: Mossad Dicurigai Berada Di Balik Pembunuhan Imam Palestina di Malaysia
“Tangan-tangan yang berdosa yang membunuh Batsh akan diputus,” kata Ismail Haniyah, Kepala Biro Politik Gerakan Perlawanan Islam Hamas saat upacara pemakaman.
Pemakaman dilakukan usai shalat maghrib di Masjid Umari di Jabalia, Kamis (26/4/2918).
“Menjadi kebanggaan Palestina dan Jalur Gaza bisa melahirkan orang seperti Fadi Batsh. Darah para syuhada akan menjadi kayu bakar kemenangan dan pembebasan.”
Haniyah menegaskan bahwa jenazah Fadi Batsh kembali ke Jalur Gaza meskipun Menteri Perang Zionis Avigdor Lieberman meminta Mesir agar tidak mengizinkan jenazah Batsh masuk ke Jalur Gaza. Dia menyatakan berterima kasih kepada Malaysia dan Mesir serta semua pihak yang turut andil dalam memulangkan jenazah Batsh ke Jalur Gaza.
Baca: Mengenal Sosok Fadi al-Batsh, Pakar Energi Palestina yang Dibunuh
Sebelumnya petinggi Hamas Khalil Hayyah menuduh Israel bertanggung jawab atas pembunuhan Batsh, yang dibunuh di Ibu Kota Malaysia Kuala Lumpur, Sabtu lalu.
“Kami katakan kepada Israel dan para pembunuh Fadi Batsh, kalian tidak akan lolos dari hukuman,” tegasnya.
Fadi Batsh, dikenal seorang ilmuwan energi Palestina dan banyak mememangi lomba internasional dibidang energi listrik.
Keluarga Batsh menuduh dinas intelijen luar negeri Zionis Mossad berada di balik operasi pembunuhan ini. Otoritas Malaysia juga menuduh “sebuah negara timur tengah berkepentingan untuk menghancurkan kompetensi bangsa Palestina.”
Wakil perdana menteri Malaysia mengatakan kedua tersangka pembunuh Dr Fadi Albatsh diduga terkait dengan dinas intelijen asing.*