Hidayatullah.com– Konferensi tahunan Forum Global AJC (Komite Yahudi Amerika) yang dihadiri Katib Aam Suriyyah (Sekjen) PBNU digelar di Yerusalem (Baitul Maqdis) selama hari Ahad – Rabu (10-13 Juni 2018) adalah acara tahunan penting organisasi Yahudi. Delegasi AJC Houston beranggotakan 14 orang, dipimpin oleh presiden wilayah AJC Houston, Allan Van Fleet, ikut hadir, juga kehadiran Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu.
Benyamin Netanyahu ikut menyampaikan pidato utama pada sesi pembukaan. Presiden Israel Reuven Rivlin yang menjadi tuam rumah dewan pemimpin AJC menyambut peserta di kediamaan resminya.
Kanselir Austria Sebastian Kurz, Perdana Menteri Bulgaria Boyko Borissov, yang negaranya memegang kepresidenan UE saat ini, dan Presiden Kolombian Juan Manuel Santos (via video) dijadwal berpidato di sesi pleno lain.
AJC, organisasi Yahudi Amerika pertama yang membuka kantor di Yerusalem, pada tahun 1962, telah secara aktif terlibat membela Israel sejak kelahiran ‘Negara palsu’ itu pada 1948. Kunci advokasi AJC bagi Israel ialah aktivitas diplomatik organisasi dan propagandanya ke seluruh dunia untuk mengukuhkan penjajahan pada Palestina.
Delegasi AJC secara teratur mengunjungi ibu kota-ibu kota di seluruh dunia untuk bertemu dengan para pejabat tinggi pemerintah dan pemimpin komunitas Yahudi. Secara keseluruhan, AJC terlibat dengan sekitar 115 negara setiap tahunnya.
Laman prnewswire menyebutkan, lebih dari 2.100 orang, dari 56 negara dan enam benua ikut hadir di acara besar organisasi Yahudi ini, termasuk ratusan pemuda Yahudi, dari seluruh Amerika Serikat dan banyak negara lain.
Menurut prnewswire, acara Forum Global AJC, sekaligus peringatan 70 tahun berdirinya Negara palsu ‘Israel’, berarti peringatan 70 tahun penjajahan dan pembantaian warga Palestina. Ini pertama kalinya dalam sejarah AJC, konferensi itu diselenggarakan di luar AS. Konferensi itu juga akan menjadi yang paling besar bagi organisasi advokasi Yahudi Amerika di Yerusalem (Baitul Maqdis).
“Kami dengan antusias akan datang ke Israel, ke kota ibu kotanya Yerusalem, untuk memperingati perayaan 70 tahun kelahiran Israel, dan untuk menunjukkan, dengan kehadiran kami, solidaritas kami yang dalam, dan dukungan abadi, pada Israel, kata CEO AJC David Harris. “2.100 lebih orang yang hadir jauh melampaui proyeksi paling optimis kami, menekankan hubungan kuat antara Israel dan komunitas global AJC,” kutip laman Jewish Herald Voice.
AJC juga telah menjadi pelopor lama dalam hubungan antar agama, yang paling baru yang disebutnya ‘memajukan hubungan Muslim-Yahudi’. Dalam program itulah, pemimpin organisasi Muslim terbesar di dunia, Nahdhatul Ulama (NU), Yahya Cholil Staquf, dijadwal akan berpidato di Forum Global AJC, memulai kunjungan pertamanya ke Israel.
Baca: MUI: Kunjungan Yahya Cholil Staquf ke Israel Tidak Perlu Dilakukan
Selama pidatonya, yang sering terganggu oleh aplaus tepuk tangan, PM Israel Benyamin Netanyahu berbicara tentang apa yang dia anggap hambatan utama apa yang ia istilahkan “perdamaian antara Arab dan Israel”.
“Ini tidak pernah tentang Negara Palestina. Itu selalu tentang Negara Yahudi. Jika Presiden Abbas ingin berdamai, akui negara Yahudi, demi Tuhan. Yang akan membawa ‘perdamaian’ sekali dan untuk semua, “ katanya.
“Bayangkan apa yang akan terjadi jika Presiden Abbas tidak menginvestasikan ratusan juta dolar untuk membayar teroris, dan keluarga para teroris … dan mendirikan patung-patung untuk pembunuh massal. Bayangkan jika dia menanamkan itu dalam proyek perdamaian.”
Dalam pidatonya, Netanyahu memuji kehadiran Yahya C Staquf di Forum Global AJC di Yerusalem. “Saya mengetahui ada yang sangat penting (dalam konferensi kali ini), benar-benar penuh harapan, selamat datang kepada kalian semua dari Indonesia,” ujarnya dikutip laman resmi ajc.com.
Netanyahu mengucapkan terima kasih kepada salah satu musuh Israel, Iran. Mengacu pada kedekatan Israel yang semakin dekat dengan sejumlah Negara Arab, sebagian hasil dari aliansi melawan Iran, Netanyahu menyatakan, “Iran telah menghasilkan satu hal (baik), itu membawa Israel dan Negara-negara Arab bersama-sama.”
Sementara itu, dalam wawancaranya dengan Rabbi David Rosen, Direktur Hubungan Internasional AJC, Yahya Cholil Tsaquf mengaku apa yang dia lakukan ini sebagai bagian melanjutkan apa yang telah dilakukan Gus Dur.
Sata ditanya terkait intrepretasi ulang teks Quran dan Hadis—sebagai upaya menghilangkan penghalang terciptanya hubungan antara Islam dan Yahudi— Yahya mengatakan, hal itu sangat mungkin dilakukan, karena Al-Quran adalah ‘dokumentasi sejarah dan panduan moral ‘dalam situasi tertentu’.
“Bukan hanya ‘mungkin’, tapi ini sesuatu yang “harus” dilakukan. Karena setiap ayat dari Quran diturunkan dalam konteks realitas tertentu, dalam masa tertentu. Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassallam dalam mengatakan sesuatu juga selalu disesuaikan dengan situasi yang ada pada saat itu. Sehingga al-Quran dan Hadits adalah pada dasarnya dokumen sejarah yang berisi panduan moral dalam menghadapi situasi tertentu. Ketika situasi dan realitasnya berubah, maka manifestasi dari moralitas tersebut sudah seharusnya berubah pula,” kata Yahya C Tsaquf.
Ancaman Iran dan masa depan perjanjian nuklir akan didiskusikan oleh Emily Landau, peneliti senior dan kepala program Pengawasan Senjata dan Keamanan Regional di Institus Studi Keamanan Nasional; Meir Javedanfar, dosen, penulis dan komentator politik Iran di IDC; Matthew Levitt, mantan anggota Wexler, dan Institut Washington untuk Kebijakan Timur Dekat; dan Daniel Shapiro, tamu terhormat di INSS.
Dua Penghargaan Moral bergengsi AJC akan diberikan selama forum, satu untuk Sandra Samuel, seorang pengasuh India yang menyelamatkan nyawa Moshe Holtzberg berumur 2 tahun selama serangan teroris Mumbai pada November 2008. Penghargaan lain akan diberikan pada Pusat Medis Galilee karena kepemimpinannya dalam merawat korban luka serius Suriah dalam perang sipil negara mereka.
Delegasi Texas akan menjadi tuan rumah makan malam pada Senin, yang menghadirkan Eran Lerman, mantan penasihat keamanan nasional untuk Perdana Menteri dan analis intelejen untuk IDF.
Ratusan ketua organisasi Yahudi ikut hadir. Diantaranya Presiden AJC John Shapiro; Robert Lapin, anggota dewan eksekutif AJC dan Ketua Komisi Kehidupan Yahudi Kontemporer; Dov Zakheim, ketua Koalisi Kesetaraan Keagamaan Yahudi AJC dan Steven Baymen, Direktur Kehidupan Yahudi Kontemporer AJC, akan berpidato di sidang khusus Knesset. Pada pagi terakhir forum, semua partisipan akan berkumpul di Plaza Davidson, selatan Tembok Barat atau Tembok Ratapan, untuk menunjukkan solidaritas terhadap pluralisme agama. Para pembicara akan meliputi Anggota Dewan Israel (MK) Aliza Lavie; Daniel Shapiro, Dubes AS untuk Israel (2011-2017); ketua dewan pemimpin AJC Harriet Schaleifer; dan Kim Pimley, anggota dewan eksekutif AJC.
Juga Rabbi Dov Lipman, mantan MK Yesh Atid, mantan anggota Buruh Knesset Einat Wilf, Micah Goodman, CEO, Beit Midrash Yisraeli – Ein Prat; dan Uri Misgaz, penulis dan komentator Koran Yahudi, Haaretz.*/Nashirul Haq AR