Hidayatullah.com—Kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyah setelah melakukan panggilan telepon dengan Imam Besar Al-Azhar Syeikh Ahmad al-Tayyib untuk menjelaskan perkembangan terkini penodaan Masjid Al-Aqsha oleh pasukan penjajah. Haniyah memuji Al-Azhar atas sikap dan pernyataannya dalam mendukung Baitul Maqdis (Yerusalem) dan Masjid Al-Aqsa.
Haniyah juga memberi penjelasan singkat kepada Syeikh al-Tayyib tentang perkembangan lapangan terbaru mengenai Masjid Al-Aqsa setelah serangan Jumat lalu oleh pasukan pendudukan Israel dan pemukim kolonial Israel ke kompleks suci Muslim.
“Kami tidak akan mundur dalam membela Masjid Al-Aqsha,” kata Haniyah dikutip Palestine Information Centre (PIC).
Sementara itu, Imam Besar Al-Azhar Syeikh al-Tayyib menegaskan kembali perlunya pejajah ‘Israel’ mengakhiri praktik dan tindakannya yang bertujuan mengubah status quo di Masjid Al-Aqsha. Ia menambahkan bahwa ulama Al-Azhar sedang menindaklanjuti situasi di tempat suci umat Islam sedunia itu.
Dikutip dari Aljazeera, eskalasi kekerasan bermula ketika polisi penjajah mulai beraksi sebelum fajar pada hari Jumat, (16/4/2022) ketika ribuan jemaah berkumpul di masjid untuk sholat Subuh. Video yang beredar online menunjukkan pasukan ‘Israel’ menyerbu kompleks Masjid Al-Aqsha di Yerusalem Timur yang diduduki pada hari Jumat.
Warga Palestina melihat pengerahan besar-besaran polisi di Masjid Al-Aqsha sebagai provokasi. Warga Palestina melempar batu dan polisi menembakkan gas air mata dan granat kejut.
Rekaman lain menunjukkan jamaah membarikade diri mereka di dalam masjid di tengah apa yang tampak seperti awan gas air mata.
Kedutaan Besar Palestina di Jakarta mengutuk kekerasan oleh polisi ‘Israel’ terhadap jamaah Muslim di Masjid Al-Aqsha yang menyebabkan 157 jamaah terluka, termasuk wanita, anak-anak, dan orang tua sebagai ‘Judaisasi Yerusalem’.
“Penyerbuan brutal ke Masjid Al Aqsha oleh pasukan dan polisi pendudukan apartheid ‘Israel’ pada Jumat kedua bulan suci Ramadan adalah upaya terbaru ‘Israel’ untuk melakukan ‘Judaisasi Yerusalem’ dan melanggar kesucian Islam dan Kristennya, terutama Masjid Al Aqsha yang diberkati,” demikian disampaikan Kedutaan Besar Palestina di Jakarta melalui pernyataan persnya.*