Hidayatullah.com—Pesawat tempur ‘Israel’ melakukan lebih banyak serangan udara terhadap berbagai lokasi yang mereka klaim sebagai posisi Hamas di Jalur Gaza pada Senin (24/08/2020) pagi, menurut tentara ‘Israel’.
Tentara ‘Israel’ telah melakukan serangan di Gaza sejak 6 Agustus, bersamaan dengan pengetatan blokade yang melarang masuknya bahan bakar untuk satu-satunya pembangkit listrik di Gaza, membuat wilayah Palestina menjadi gelap.
Serangan ‘Israel’ makin parah setelah kesepakatan Normalisasi hubungan UEA-Zionis pada 13 Agustus 2020. Sejak saat itu Gaza digempur dengan bom dari jet tempur tanpa henti setiap hari.
Serangan Senin menargetkan terowongan Hamas dan beberapa titik militer, klaim tentara ‘Israel’ dalam sebuah pernyataan, dan dilakukan sebagai pembalasan atas peluncuran balon pembakar dari Gaza yang dituduhkan ‘Israel’ pada Hamas, kelompok yang mengatur Jalur Gaza.
Sejauh ini belum ada informasi korban jiwa yang dilaporkan.
Menurut kantor berita Palestina WAFA, pesawat tempur ‘Israel’ menargetkan area di timur kota al-Qarara, di selatan kota Khan Younis, dengan setidaknya tiga rudal, meninggalkan kawah yang dalam.
Selain itu, artileri Israel menghantam situs di timur Rafah di Jalur Gaza selatan, yang menyebabkan bangunan terbakar dan hancur.
Delegasi Mesir telah dikirim untuk mencoba menengahi dua pihak agar kembali ke gencatan senjata informal.
Jalur Gaza memiliki populasi dua juta orang, lebih dari setengahnya hidup dalam kemiskinan, menurut Bank Dunia. Wilayah Palestina telah berada di bawah blokade ‘Israel’ yang melumpuhkan berbagai sector kehidupan sejak 2007.
‘Israel’ dan Hamas telah berperang tiga kali sejak 2008.
Serangan terbaru ‘Israel’ terjadi tepat sebelum Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo mendarat di Tel Aviv, perhentian pertama dalam perjalanan lima harinya ke Timur Tengah.
Kunjungannya akan berfokus pada normalisasi hubungan diplomatik Uni Emirat Arab dengan ‘Israel’, yang dipandang sebagai pengkhianatan oleh Palestina, dan mendesak negara-negara Arab lainnya untuk mengikutinya.*