Hidayatullah.com—Pembiacaraan-pembicaraan antara para mediator dari Afrika Barat dan para pemimpin kudeta militer di Mali berakhir tanpa kesepakatan tentang pembentukan pemerintahan transisi, kata jubir militer Mali Kolonel Ismael Wague.
Dilansir BBC dari laporan AFP Senin (24/8/2020), dalam pernyataan terpisah kedua pihak juga mengatakan Ibrahim Boubacar Keita yang dilengserkan dari kursi kepresidenan, dan ditahan oleh militer menyusul kudeta pekan lalu, tidak lagi berharap menduduki jabatannya kembali.
Para pemimpin negara di kawasan Afrika Barat awalnya menuntut jabatan Keita dipulihkan, tetapi dukungan terhadap kudeta yang dilakukan militer rupanya mendapat banyak dukungan dari rakyat.
Tim mediasi Afrika Barat, yang dipimpin oleh mantan Presiden Sudan Selatan Goodluck Jonathan, akan melaporkan progres perundingan kepada para pemimpin regional lain. Namun, keputusan akhir tentang pembentukan pemerintahan transisi atau interim sepenuhnya ada di tangan “rakyat Mali”, kata Kolonel Wague seperti dikutip Reuters.*