Hidayatullah.com—Sebuah aksi penodaan baru dilakukan pemukim ‘Israel’ dengan cara menggelar festival musik di dalam Masjid Al-Ibrahimi di Kota Tua, Hebron. Peristiwa penodaan ini telah menimbulkan kontroversi dan kemarahan besar umat Islam karena di lokasi tersebut banyak makam para nabi yang dimuliakan.
Sementara penjajah ‘Israel’ melarang umat Islam memasuki Masjid Al-Ibrahimi, pasukan penjajah justru mengizinkan ratusan pemukim illegal ‘Israel’ untuk menggelar festival musik di halaman Masjid Al-Ibrahimi.
“Laporan terkini menunjukkan bahwa pemukim haram ‘Israel’ menggelar festival musik di dalam Masjid Al-Ibrahimi di Hebron,” tulis akun Instagram Midle East Eye (MEE)
Untuk memprovokasi umat Muslim, mereka tidak hanya memainkan musik keras dan minuman beralkohol disajikan selama festival, lapor Quds News Network.
Ketika musik keras dimainkan dan minuman beralkohol (miras) disajikan di festival, hal itu merupakan isyarat provokatif terhadap umat Muslim dan Palestina, yang dikurung di rumah mereka di bawah pendudukan militer di daerah tersebut.
Peristiwa penodaan umat suci Muslim ini bukanlah yang pertama kali terjadi. Pada tanggal 2 Oktober 2022, pemukim haram ‘Israel’ menodai Masjid Ibrahimi di kota Hebron di Tepi Barat yang dengan melakukan ritual Talmud dan mengadakan konser musik di koridornya.
Dalam sebuah video klip yang viral menunjukkan sekelompok pemukim haram ‘Israel’ menari dan bernyanyi, merupakan pelanggaran baru kesucian masjid, sementara ribuan dari mereka melakukan ritual Talmud di lokasi.
Aksi penodaan ini berlangsung selama lebih dari 4 jam terus menerus, dari tengah malam pada hari Ahad hingga dini hari Senin pagi.
Pada hari Ahad, 25 September, pasukan penjajah ‘Israel’ menutup Masjid Ibrahimi dengan dalih hari libur Yahudi dan mengubah lingkungan sekitar masjid menjadi barak militer.
Sejak tahun 1994, Masjid Ibrahimi telah dibagi menjadi dua bagian, satu untuk Muslim dan satu lagi untuk Yahudi, setelah seorang pemukim membunuh 29 Muslim saat mereka sedang melaksanakan shalat Subuh pada 25 Februari tahun yang sama.
Sejak itu penjaah mengizinkan orang Yahudi memasuki seluruh bagian Muslim 10 hari dalam setahun, selama hari libur Yahudi.
Masjid Ibrahimi yang diyakini dibangun di atas makam Nabiullah Ibrahim terletak di kota tua Hebron yang berada di bawah kendali pendudukan ‘Israel’ dan dihuni oleh sekitar 400 pemukim yang dijaga oleh sekitar 1.500 tentara.
Menurut Direktur Masjid Ibrahimi, Syeikh Hafthi Abu Sneineh, Masjid Ibrahimi menyimpan sejarah dan khasanah penting. Termasuk kaligrafi thuluth, beberapa karya Kesultanan Utsmani, artefak berupa tulisan ayat Al-Quran di situs makam yang merupakan tempat dikuburkannya bapaknya para Nabi, Nabi Ibrahim, Nabi Yakub, Nabi Isa, Nabi Yusuf dan para istri-istri mereka yang disebut Yahudi sebagai The Cave of the Patriarchs.*