Hidayatullah.com–Di sebuah lingkungan kelas pekerja, di tepi ibukota Rwanda, Anathasie Mukamana telah membangun suatu kerajaan kecil. Di sepanjang jalan berdebu, di daerah Kazeba, sekali-kali ia menebarkan senyum di antara para pelanggannya.
Penghasilan pengusaha wanita yang mempekerjakan tiga orang karyawan ini tidak kurang dari 3.000 USD dalam satu tahun. Sesuatu yang sangat luar biasa di suatu negeri yang 60 persen warganya, orang-orang mempertahankan hidupnya kurang dari suatu dolar dalam sehari. Karena suksesannya ini, Mukamana tak henti-hentinya berterima kasih pada sebuah kelompok kebaktian, di tempatnya. Kelompok ini, tidak sekedar sebagai kumpulan untuk doa, tetapi juga sebagai tempat pinjaman usaha kecil.
Organisasi-organisasi Kristen nampaknya punya cara baru bagaimana mengembangkan misinya. Mama Pauline, sebagaimana kemudahan pinjaman yang diterima Anathasie Mukamana, misalnya, menerima pinjaman sebesar 50 USD dari sebuah LSM. Tapi jangan kaget, pinjaman-pinjaman usaha itu tak datang dari lembaga Bank. Melainkan jutsru datang dari lembaga Kristen. Diantaranya adalah dari Hope International.
Hari-hari ini, organisasi Kristen dan lembaga atas nama agama, kini, tak lagi hanya berkisar pada urusan mie goreng. Mereka berkeliling dunia dan memberi kemudahan usaha pada masyarakat berupa pinjaman lunak.
Model baru pengembangan misi ini rupanya tak bertepuk sebelah tangan. Sebab, sebelumnya, organisasi setingkat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), telah memberi lampu hijau dengan pencangan "The International Year of Microcredit 2005" (Tahun Kredit Usaha Kecil Internasional) sebagai cara terbaik untuk memerangi kemiskinan global.
Bahasa "memerangi kemiskinan" ini nampaknya disambut positif para kalangan gereja untuk membuat format derma/bantuan kepada masyarakat miskin yang memerlukan.
Kesempatan ini rupanya disambut baik kalangan gereja dan lembaga-lembaga Kristen internasional. Menurut Josephine Mukamuganga, model pinjaman lunak seperti ini sedah diterapkan sejak tahun 2001.
Di Rwanda, misalnya, hampir 1 sampai 5 peminjam usaha kecil telah menerima pinjaman lembaga berlebel agama. Bahkan sejak peristiwa pembantaian tahun 1994, yang dikabarkan telah mengorbankan hak hidup sekitar 800.000 penduduk Rwanda, sudah banyak orang yang mendapat pinjaman dari lembaga-lembaga internasional ini.
World Relief, sebagai misal, organisasi Kristen yang berbasis di AS ini mengkhususkan diri terhadap bantuan usaha kecil khususnya pada daerah-daerah pasca konflik. World Relief bahkan telah membantu memulai memberi pinjaman lunak di beberapa tempat seperti di Mozambique, Sierra Leone, Kosovo, dan Kamboja. World Relief mulai membuka di Rwanda tahun 1996 dan telah menjadi institusi lembaga pinjaman paling besar di negeri itu.
World Relief mempunyai lebih dari 18.000 cabang dan klien aktif di 10-12 propinsi di Rwanda. Ia memberi pinjaman pada kelompok yang memiliki sekitar 30 anggota, yang biasanya sangat miskin dan memberi jaminan pinjaman satu dengan yang lain. Dengan persetujuan kelompoknya, anggota individu dapat memanfaatkan uang pinjaman baik untuk usaha atau kebutuhan lain seperti biaya sekolah dan peningkatan rumah.
Tapi pinjaman ini bukanlah gratis. Pemberi pinjaman menuntut setidaknya biaya sebesar 2.5 persen perbulan, atau sekitar 30 persen pertahun.
Selain World Relief, ada juga AMIZERO dan Care International. Keduanya adalah sebuah LSM berbasis Kristen. AMIZERO misalnya, mengkhususkan diri memberi pinjaman kepada kelompok masyarakat yang terkena infeksi HIV/AIDS, yatim piatu, dan para janda korban konflik. Organisasi-organisasi seperti AMIZERO, World Relief, Care International dan Rwandan Microfinance Forum (RMF), sebuah LSM usaha kecil di Rwanda, baru-baru ini memenangkan 1 juta USD kontrak dari Agen Pembangunan Internasional Amerika untuk memberdayakan keluarga miskin di propinsi Kigali Ngali dan Byumba.
Catholic Relief Services, sebuah organisasi non-profit berlokasi di Amerika juga tak kalah keterlibatannya untuk masuk di Rwanda. Seperti halnya organisasi-organisasi Kristen lain yang bernaung dalam Christian micro-enterprise development (CMED), sebuah lembaga Kristen untuk pengembangan usaha kecil, LSM-LSM ini membanjiri negara-negara miskin termasuk Rwanda. Organisasi di bawah CMED ini, termasuk pula diantaranya Freedom From Hunger, Hope International, dan Opportunity International, seperti dikutip The Christian Science Monitor, telah mengeluarkan duit sebesar 280 USD yang dipinjamkan sedikitnya pada 1 juta klien kaum miskin di tahun 2004.
Menurut Oxford Center for Mission Studies di Inggris, hari ini, ada sekitar 1.200 organisasi CMED telah beroperasi di dua pertiga populasi masyarakat dunia. Menurut Christian Transformation Resource Center di the Philipina, ada 505. Dan ditengarai tahun 2005 ini, banyak organisasi LSM Kristen yang bergerak atas nama pinjaman lunak.
"Sungguhpun telah ada pertumbuhan luar biasa (di kalangan lembaga pinjaman Kristen) di banding 20 tahun lalu, kita masih sangat jauh sekali dari permintaan yang ada, maka ada kebutuhan untuk semakin banyak organisasi," ujar direktur Hope Internasional, Petrus Greer, dikutip The Christian Science Monitor. (Cha, berbagai sumber/hidayatullah.com)