Hidayatullah.com—Lamian (mie), cita rasa tradisional dapur Muslim China, dengan metode persiapan yang menarik, adalah salah satu makanan yang tidak dapat ditinggalkan orang Tionghoa. Dianggap sebagai “makanan cepat saji” bangsa, karena dipersiapkan dengan cepat, Lamian banyak dikonsumsi saat musim gugur.
Makanan praktis dan tradisional asli dari dapur Muslim China ini kebanyakan disukai di bagian utara China, sementara bagian selatan lebih memilih hidangan nasi. Lamian disiapkan oleh tangan terampil yang mengubah adonan menjadi potongan tipis. Mie dengan nasi, ayam atau sayuran, kedelai, bawang merah, ketumbar dan berbagai saus ditawarkan kepada pelanggan dalam mangkuk besar setelah lima menit mendidih.
Semangkuk mie rata-rata adalah 20 Yuan, sekitar 40 ribuan, dan restoran mie seperti ini berlimpah di jalanan Ibu Kota Beijing, dan ada restoran mie halal di kota yang dekat dengan masjid. Restoran ini paling ramai di musim gugur, dan mie panas mengepul adalah favorit pelanggan, terutama dalam cuaca dingin.
Adalah “Lancou Lamian,” dinamai menurut nama Ibu Lota Lancou dari negara Gansa, yang memiliki populasi Hui (Muslim China) yang tinggi, salah satu restoran favorit di tempat itu. Ma Hai Chuen, pemilik restoran Lancou Lamie di Beijing mencatat bahwa kesibukan mereka dimulai di pagi hari dan tidak berakhir sampai larut malam, dan mereka bekerja 12 jam sehari dalam wawancara dengan Anadolu Agency.
Dia mengatakan bahwa anggota keluarga, bahkan terkadang ibu tua dan ayahnya, bekerja dan mendukung restoran tersebut. “Kami tidak dapat mengambil cuti, bahkan pada akhir pekan Kami bekerja keras tapi di penghujung hari, kami puas dengan apa yang kami lakukan,” kata Hai Chuen.
Dia menambahkan bahwa mie lebih disukai oleh semua orang, baik kaya atau miskin, Muslim atau non, karena ini adalah selera tradisional dan bahwa penghasilan harian mereka adalah 2.000 Yuan (sekitar 4 juta rupiah), sementara pendapatan bulanan sekitar 50.000 Yuan (sekitar seratus jutaan rupiah) .
Koki Ma Chin Hai mengatakan bahwa setidaknya satu tahun pelatihan diperlukan untuk membuat mie, dan dibutuhkan latihan dan waktu untuk menjadi master. Chin Hai menambahkan bahwa mie Lancou diciptakan menjelang akhir pemerintahan Dinasti Qing, sehingga memiliki sejarah lebih dari dua abad.
Selain China, mie banyak dikonsumsi di Korea Selatan, Jepang, Singapura dan Vietnam, dan “fangbienmien” (mie readymade) dijual secara online.”taobao.com” dan “jd.com” di bawah Alibaba dan berbagai toko online lainnya menawarkan mie, dan pada tahun lalu, volume pasar makanan online di China melebihi $ 37 miliar, sebagian besar adalah mie siap pakai.*/Sirajuddin Muslim