Hidayatullah.com–Perempuan identik lebih mudah untuk menangis dan mengeluarkan air mata dibanding laki-laki. Apa yang membuat seorang laki-laki sulit sekali untuk menangis atau mengeluarkan air mata?
Beberapa penelitian terbaru yang mempelajari kekuatan biologis dan proses menangis menunjukkan bahwa ada berbagai jenis air mata dan perbedaan dalam cara menangis laki-laki dan perempuan.
“Laki-laki juga diajarkan untuk tidak menangis, hal ini ternyata cukup terbantu dengan adanya hormon testosteron yang membantu meningkatkan ambang antara stimulus emosional dan keluarnya air mata,” ujar Dr Louann Brizendine, seorang neuropsikiatri di University of California, San Francisco, seperti dikutip dari Wall Street Journal, Kamis (5/5).
Secara biologis perempuan memang lebih mudah meneteskan air mata dibanding laki-laki. Berdasarkan penelitian di bawah mikroskop diketahui bahwa hal ini karena adanya perbedaan pada sel-sel kelenjar air mata.
Selain itu saluran air mata laki-laki lebih besar dari perempuan, sehingga jika laki-laki dan perempuan menangis secara bersamaan maka air mata perempuan akan lebih cepat mengalir di pipi ketimbang laki-laki.
Jadi menurut Dr Brizendine ada beberapa hal yang menyebabkan seorang laki-laki lebih pelit mengeluarkan air mata dibanding perempuan yaitu:
1. Memiliki hormon testosteron yang lebih tinggi sehingga lebih kuat menahan tangis
2. Memiliki saluran air mata yang lebih besar sehingga air mata tidak gampang jatuh
3. Adanya perbedaan pada sel-sel kelenjar air mata
Menangis adalah salah satu proses yang kompleks, dan air mata yang keluar ada dua jenis yaitu air mata iritasi yang membantu mencuci mata dari debu serta air mata emosional yang dikeluarkan untuk merespons stimulus emosional dan rasa sakit secara fisik.
Air mata yang keluar saat seseorang menangis mengandung protein, garam, hormon dan zat lain. Tapi pada air mata yang keluar karena emosional mengandung kadar protein yang lebih tinggi.
Salah satu hormon yang keluar saat menangis adalah hormon prolaktin yang merupakan katalis laktasi (menyusui). Pada perempuan yang telah mencapai usia 18 tahun, tingkat hormon prolaktin ini meningkat 50-60 persen lebih tinggi dibandingkan dengan laki-laki.
“Kami percaya bahwa ini menjadi salah satu alasan perempuan lebih mudah menangis,” ujar Dr William H Frey II, seorang ilmuwan saraf dan biokimia dari Regions Hospital di St. Paul, Minnesota.*