Hidayatullah.com– Pakar pengobatan holistik, Dr. Husen Ahmad Bajry,M.D,Ph.D mengaku prihatin dengan perkembangan praktik pengeboatan herbal di Indonesia. Namun di sisi lain, penulis buku “Tubuh Anda Adalah Dokter yang Terbaik” ini mengaku optimis perkembangan pengobatan herbal di masa depan.
Husen memberi contoh beberapa pasien yang berobat ke kliniknya ada yang menderita gagal ginjal justru karena mengkomsumsi herbal (habbatussauda) secara berlebihan.
Menurutnya hal itu terjadi selain pengetahuan pasien yang rendah juga beberapa herbalis masih minim ilmu pengetahuan tentang manfaat dan mudharat obat herbal.
“Jika sesuatu yang bermanfaat menempatkannya salah maka akan menimbulkan kerugian. Efek habatussausda yang intinya adalah terapi untuk koleterol dan diabtes kadang digunakan untuk pengobatan yang lain, efeknya memang ada tetapi tidak efektif karena dalam pengobatan itu dosis sangat menentukan,” terang peraih gelar doktor ilmu kesehatan dari Colombo Sri Lanka ini.
Dia mengaku prihatin di mana ada seorang yang baru belajar herbal dengan memiliki sedikit ilmu namun sudah berani melakukan pengobatan dan melakukan penjualan obat herbal dengan label Islam tetapi produksi dan pengobatannya dilakukan asal-asalan. Menurutnya, saat ini pengobatan tradisional berbasis herbal tak diimbangi dengan pengetahuan yang cukup.
Meski demikian dirinya optimis jika potensi penggunaan herbal di Indonesia akan terus berkembang. Salah satu potensinya menurut Husen , Indonesia memiliki sekitar 30.000 jenis tanaman obat herbal.
Namun kendalanya pemerintah belum memperhatikan secara serius sebagai sumber devisa negara . Penyebabnya obat kimia sintetis dalam setahun mampu menghasilkan devisa sekira Rp. 10 triliun sementara herbal baru sepertiganya.
“Itulah potensi sekaligus tantangan yang harus kita jawab dan lakukan bersama, khususnya umat Islam sehingga bukan menjadi pasar herbal tetapi pelaku industri herbal internasional,” pungkasnya.*