WASPADAI kebiasaan makan di luar rumah. Ditengarai makan di luar rumah dapat memicu tekanan darah tinggi (hipertensi) karena berhubungan dengan meningkatnya asupan kalori, asupan lemak jenuh, dan garam lebih tinggi.
Kesimpulan ini berdasarkan penelitian yang dilakukan tim dari Duke-NUS Graduate Medical School Singapore (Duke-NUS), yang mempelajari perilaku yang berhubungan dengan hipertensi pada populasi pemuda di Asia Tenggara. Hasil penelitian itu kemudian dimuat di jurnal American Journal of Hypertension.
Tim juga melakukan survei pada 501 orang pemuda berusia 18-40 tahun di Singapura.
Untuk melengkapi studi, peneliti memasukkan berbagai data seperti tekanan darah, indeks massa tubuh, dan gaya hidup partisipan, termasuk kebiasaan makan di luar rumah dan tingkat aktivitas fisik.
Para peneliti menemukan, 24,7 persen dari total populasi mengalami prehipertensi. Diketahui, 38 persen dari populasi makan di luar lebih dari 12 kali per minggunya.
Prehipertensi merupakan kondisi saat tekanan darah antara 120/80 mmHg sampai dengan 139/89 mmHg. Dengan kata lain, kondisi ini merupakan perbatasan yang sewaktu-waktu dapat menjadi hipertensi (140/90 mmHg).
Bila dilihat berdasarkan jenis kelamin, studi menunjukkan, prehipertensi lebih banyak dialami laki-laki dengan persentase 49 persen. Sementara pada perempuan sekitar sembilan persen.
Sekalipun partisipan hanya makan sekali tetapi dalam porsi besar, risiko terkena prehipertensinya bisa meningkat enam persen.
Menurut para peneliti, mereka yang mengalami prehipertensi ataupun hipertensi, cenderung makan lebih sering di luar rumah per minggunya. Mereka ini memiliki indeks massa tubuh yang lebih besar, melakukan aktivitas fisik lebih jarang dan perokok.
“Beberapa studi telah dilakukan di Amerika Serikat dan Jepang untuk menemukan hubungan antara perilaku dan hipertensi, sangat sedikit yang dilakukan pada populasi di Asia Tenggara,” kata salah satu peneliti studi, Professor Tazeen Jafar.
“Studi kami mengisi ketimpangan ini dan menyoroti faktor gaya hidup yang berhubungan dengan prahipertensi,” tambah dia, dilansir Antara.
Menurut dia, berdasarkan studi ini, para dokter dapat menyarankan pemuda memodifikasi gaya hidupnya, termasuk soal konsumsi garam dan lemak.
Ia pun mengingatkan para laki-laki muda yang berisiko lebih tinggi mengalami prehipertensi.*