Hidayatullah.com– Perempuan yang mengalami kelebihan berat badan atau obesitas hampir sepanjang hidupnya berisiko lebih tinggi menderita kanker rahim. Begitu menurut penelitian.
Para ilmuwan dan dokter sudah cukup lama mengetahui bahwa kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko penyakit kanker. Sekitar satu dari tiga kasus kanker di Inggris (34%) terkait dengan kelebihan berat badan.
Sekarang, para peneliti di University of Bristol telah dapat mengetahui seberapa jauh risiko obesitas terhadap kanker.
Mereka menemukan bahwa untuk setiap lima unit BMI tambahan, risiko seorang wanita terkena kanker endometrium meningkat sebesar 88%.
Lima unit BMI adalah perbedaan antara kategori kelebihan berat badan dan obesitas, atau seorang wanita dewasa setinggi 5 kaki 5 inci memiliki kelebihan berat badan ≥ 2 stones (1 stone = 6,35 kilogram), menurut CRUK.
Penelitian itu didanai oleh Cancer Research UK (CRUK) dan dipublikasikan di jurnal BMC Medicine, lansir The Guardian Selasa (19/4/2022).
Risiko kanker rahim itu lebih tinggi dibanding apa yang diketahui dari riset-riset sebelumnya dan mencerminkan status berat badan sepanjang umur dan bukan hanya sebagian paruh masa saja. Dalam riset-riset lain peneliti hanya melihat kondisi berat badan kurun waktu tertentu saja.
“Studi seperti ini mendukung fakta bahwa kelebihan berat badan atau obesitas adalah penyebab kanker terbesar kedua di Inggris dan dapat membantu kita mulai menentukan penyebabnya,” kata Dr Julie Sharp, kepala bagian informasi kesehatan di CRUK. “Ini akan memainkan peran penting dalam mengungkap bagaimana mencegah dan mengobati kanker di masa depan.”
“Diperlukan lebih banyak penelitian untuk menyelidiki perawatan dan obat mana yang dapat digunakan untuk mengelola risiko kanker di kalangan orang-orang yang berjibaku dengan obesitas. Kita sudah mengetahui bahwa kelebihan berat badan atau obesitas meningkatkan risiko 13 jenis kanker yang berbeda. Untuk mengurangi risiko kanker Anda, penting untuk menjaga berat badan yang sehat dengan makan makanan yang seimbang dan tetap aktif.”
Studi tersebut mengamati kanker endometrium, jenis kanker rahim yang paling umum, yang mempengaruhi lapisan rahim – endometrium. Satu dari 36 wanita yang lahir setelah tahun 1960 di Inggris akan didiagnosis menderita kanker rahim dalam hidup mereka.
Sampel genetik dari 120.000 wanita di Inggris, Australia, Belgia, Jerman, Polandia, Swedia dan AS diperiksa. Sekitar 13.000 di antaranya menderita kanker rahim.
Para peneliti melihat penanda dari 14 ciri yang mungkin menghubungkan obesitas dan kanker rahim. Mereka menemukan dua hormon – fasting insulin dan testosteron – yang meningkatkan risiko kanker rahim.
Dengan mengetahui bagaimana obesitas meningkatkan risiko kanker, seperti melalui pemeriksaan hormon, para ahli berharap di masa depan obat-obatan dapat digunakan untuk mengurangi atau meningkatkan kadar hormon tertentu pada orang yang berisiko lebih tinggi mengalami kanker.
“Studi ini merupakan langkah pertama yang menarik tentang bagaimana analisis genetik dapat digunakan untuk mengungkap dengan tepat bagaimana obesitas menyebabkan kanker, dan apa yang bisa dilakukan untuk mengatasinya,” kata Emma Hazelwood, penulis utama hasil studi tersebut.
“Hubungan antara obesitas dan kanker rahim sudah diketahui dengan baik, tetapi ini adalah salah satu penelitian terbesar yang meneliti mengapa hal itu terjadi pada tingkat molekuler. Kami menantikan penelitian lebih lanjut yang akan mengeksplorasi bagaimana kita sekarang dapat menggunakan informasi ini untuk membantu mengurangi risiko kanker pada orang yang berjibaku dengan obesitas.”*