Hidayatullah.com– Memelihara atau berolahraga kuda menjadi tren bagi sebagian kalangan masyarakat. Banyak alasan untuk melakukannya, baik dipandang dari segi agama, sosial, ekonomi, kesehatan, dan lain-lain.
Salah seorang ustadz penghobi berkuda, Sofyan Nur Marbu Abdullah Toyyib, mengatakan, berkuda tak sekadar berdekat-dekat dengan hewan tersebut.
“Bergaul dengan kuda menciptakan keberanian, ketegasan, sikap kecepatan dalam mengambil keputusan,” ujarnya saat ditemui hidayatullah.com di Pondok Tahfidzul Qur’an Darussalam An-Nashr 3 yang diasuhnya, beberapa waktu lalu.
Pondok ini terletak di Jl Bukit Berbunga No. 13, Sidomulyo, Kota Batu, Jawa Timur. Di sini dan di pondok lain yang juga diasuhnya, Sofyan memelihara kuda-kudanya bersama para santri.
Menurut Sofyan, semua orang yang berani berkuda dan memeliharanya bisa dibilang berani berkorban. Sebab, dari segi pemeliharaannya saja, butuh biaya yang tidak sedikit.
Ia saja, setiap bulannya membutuhkan dana minimal Rp 1 juta untuk biaya pemeliharaan kudanya. Di situlah, kata dia, bukti pengorbanan seseorang terlihat.
“Sehingga keadaan kuda di tempat saya, walaupun belum sempurna, tapi saya katakan bertahan dalam kondisi yang minimlah. Alhamdulillah, semua taufiq daripada Allah,” ujar pria yang mengaku punya 20 ekor kuda ini.
Sofyan mengatakan, seseorang yang memelihara kuda merupakan suatu fitrah. “Cinta kepada hewan yang namanya kuda itu perkara yang biasa,” jelas pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, tahun 1968 ini.
Sunnah dan Menyehatkan
Dipandang dari sudut agama, jelas Sofyan, kuda atau berkuda mendapat perhatian penting.
Di antara firman Allah dalam al-Qur’an yang berbicara tentang kuda ada pada Surat Al-‘Adiyat. Pada ayat pertama surat ini, jelasnya, Allah bersumpah “demi kuda perang yang berlari kencang…”.
Begitu pula dalam Hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, juga terdapat banyak perhatian khusus terhadap kuda. Bahkan berkuda merupakan Sunnah Nabi.
Sofyan mengaku, ada kawannya yang mengumpulkan 400-an Hadits tentang berkuda dan memanah.
Berkuda diyakininya juga dapat menghilangkan sakit kepala, sakit pinggang, stres, dan sebagainya.
“Kalau sakit kepala, saya berkuda 15-30 menit, sakit kepala hilang. Sakit pinggang juga hilang usai berkuda. Ambeien saya dengan berkuda itu hilang,” ungkap pria yang tawadu ini.
Sementara dari segi sosial, memelihara kuda merupakan prestise tersendiri bagi sang pemilik kuda.
Bahkan, menurut Sofyan, jika dibandingkan berbagai jenis kendaraan modern saat ini sekalipun, kuda masih tergolong kendaraan yang lebih istimewa.
Di banyak negara seperti Arab Saudi, Australia, dan Inggris, kata dia, kuda begitu diistimewakan. Misalnya dengan menjadikan kuda sebagai kendaraan khusus bagi pejabat penting maupun prajurit khusus.
Dalam silaturahim dengan hidayatullah.com, sore itu, Jumat, 24 Syawal 1437 H (29/07/2016), Sofyan sempat memperlihatkan di antara kepiawaiannya dalam berkuda. Bahkan sambil melepaskan anak-anak panah dari busurnya ke sasaran khusus.*