Hidayatullah.com—Pemerhati IT yang juga penggagas RT/RW.Net dan WikiBelajar mengatakan, internet bisa mengajarkan kejujuran namun di satu sisi juga mengajarkan keburukan yakni pornografi, terorisme, judi, dan sejenisnya.
Bahkan, menurutnya, saat ini, situs porno di dunia saat ini mencapai 10 juta situs dengan satu miliar halaman.
“Internet itu memaksa orang menjadi jujur, karena internet itu sadis, sebab kalau ada orang yang tidak jujur hanya satu kali, maka ribuan atau jutaan orang akan tahu sehingga namanya akan hancur,” demikian ujarnya dikutip Antara dalam Seminar Nasional TI (SNasTI) 2011 bertajuk “Peran TI dalam Membangun Pendidikan Berkarakter” yang dihadiri 40-an peneliti TI dan puluhan mahasiswa STIKOM Surabaya.
“Untuk menangkalnya tidak mungkin hanya dengan teknologi, karena teknologi juga terbatas. Jadi, kalau ada yang bilang mampu memblokir situs porno, saya kira itu bohong, karena teknologi itu terbatas,” katanya.
Bagi Onno yang sudah mengajar TI pada 33 negara berkembang itu, cara terbaik untuk menangkal hal-hal negatif dalam internet seperti pornografi adalah berteknologi, tapi juga beriman dan bertakwa.
Penulis puluhan buku tentang TI itu, menjelaskan, dirinya juga merilis teknik memblokir situs porno dalam WikiBelajar, internet sehat agar tidak mudah tertipu, cara membuat sentra Telkom, Open BTS, perempuan melek TI, dan sebagainya.
“Tapi, teknik sederhana memblokir situs porno itu juga memiliki keterbatasan, karena teknologi pemblokiran yang canggih itu pun terbatas. Yang terbaik adalah menjadi baik dengan internet dan berinternet dengan imtak (iman dan takwa),” katanya.
Bisa Mengajarkan Baik
Meski demikian, menurut Onno W Purbo yang alumni ITB itu, internet mengajarkan orang menjadi baik secara terpaksa, sehingga orang yang baik dan ikhlas akan sangat mendapat simpati.
“Karena itu, interaksi dalam dunia internet itu ditentukan sejauh mana kita bermanfaat bagi orang lain. Semakin kita bermanfaat bagi sebanyak mungkin orang, maka kita akan semakin dipercaya. Kalau dipercaya, maka rezeki akan mudah datang. Buktinya, ya saya sendiri,” katanya.
Tren meningkat
Baru-baru ini, hasil jajak pendapat yang dilakukan oleh Associated Press dan MTV diketahui, 56 persen pemuda mengalami pelecehan atau menerima perlakuan tidak menyenangkan di dunia maya. Sebuah tren yang terus meningkat dalam dua tahun terakhir.
Jajak pendapat itu menunjukkan, 56 persen dari pengguna internet usia 14-24 tahun diperlakukan dengan tidak baik saat online. Angka tersebut naik dari 50 persen di tahun 2009.
Pelecehan yang paling umum terjadi antara lain berupa email yang menjijikkan atau komentar di forum situs sosial dari orang tak bernama.
Hal lain dari hasil jajak pendapat yang meresahkan adalah kenyataan bahwa 33 persen dari responden pernah melakukan sexting, mengirim atau menerima gambar telanjang atau video berbau seks. Di mana sekitar 10 persen dari mereka mengatakan saling bertukar pesan seksual dengan orang yang hanya dikenalnya di internet (bukan dalam kehidupan nyata).
Sebanyak 76 persen responden berpendapat bahwa tindakan tidak menyenangkan di internet merupakan masalah yang serius.
Lebih mengerikan adalah pengakuan 15 persen pemuda (7% remaja belasan tahun dan 19% dewasa) mengaku menyebarkan foto telanjang diri mereka sendiri.
Karenanya, para orangtua harus mewaspadai pola hubungan anak-anak terhadap lawan sejenis agar tak mengalami kasus serupa.*