Hidayatullah.com—Salman Rushdie menjadi target fatwa pemimpin spiritual Iran tahun 1989 atas novelnya “Satanic Verses” (ayat-ayat setan), dan hingga kini masih dapat meloloskan diri. Namun, bisa jadi dia tidak beruntung lolos dari maut dunia virtual.
Dilansir Al Arabiya (3/7/2012), asosiasi mahasiswa yang didukung pemerintah Iran, pekan lalu mengumumkan bahwa sebuah video game tentang Salman Rushdie sedang dibuat.
Permainan bertema “kehidupan Salman Rushdie yang menegangkan dan implementasi vonis atas dirinya” itu pertama kali diperkenalkan di Teheran dalam acara International Computer Games Expo ke-2.
Tidak banyak yang diketahui tentang jalan ceritanya, sebab permainan itu masih dalam tahap awal pengembangan. Namun, koran Inggris Guardian menduga bahwa pemain nantinya akan diajak mengikuti fatwa Ayatullah Khomeini untuk memburu kepala Rushdie.
Kepada kantor berita semi resmi Iran, Mehr, Mohammed-Taqi Fakhrian dari persatuan mahasiswa mengatakan, “Kami merasa perlu untuk mencari cara memperkenalkan generasi ketiga dan keempat kita tentang fatwa atas Slaman Rusdie dan arti pentingnya fatwa tersebut.
Pada tahun 2007, Iran meluncurkan game Special Mission 85, tentang dua ilmuwan nuklir fiktif, Dr Saeed Kousha dan istrinya yang diculik oleh pasukan Amerika saat mereka bertandang ke Iraq untuk berziarah ke kota Karbala.
Menurut majalah Time, kebanyakan video game Iran belakangan ini sepertinya merupakan balasan langsung atas game-game buatan Amerika seperti Call of Duty atau Battlefield 3. Game Battlefild 3 dilarang beredar di Iran karena menggambarkan serangan Amerika Serikat atas Teheran.
Iran membalas Battlefield 3 dengan meluncurkan video game bertajuk “Attack on Tel Aviv” (serangan ke Tel Aviv).*