Hidayatullah.com–Tiga perusahaan besar Internet meminta kepada pemerintahan Presiden Amerika Barack Obama untuk memperbolehkannya membuka rincian perintah pengadilan federal agar perusahaan teknologi itu menyerahkan informasi tentang para penggunanya kepada badan-badan spionase Amerika.
Google, Facebook dan Microsoft meminta pemerintah Amerika Serikat untuk mengizinkan mereka mengungkap adanya permintaan data pengguna dengan alasan ‘keamanan.’
Langkah tersebut diambil setelah serangkaian laporan yang mengklaim bahwa Amerika Serikat memiliki akses langsung kepada server di sembilan perusahaan teknologi terbesar Amerika Serikat, termasuk Google dan Apple. Google mengatakan klaim tersebut tidak benar dan menambahkan bahwa aturan untuk menjaga rahasia terkait permintaan keamanan dari Amerika akan ‘menyulut spekulasi’.
AS telah mengkonfirmasi keberadaan program pengawasan tersebut.
David Drummond dari Google menulis surat kepada Jaksa Agung AS dan meminta izin untuk menerbitkan “kumpulan nomor permintaan keamanan nasional, termasuk pengungkapan Foreign Intelligence Surveillance Act (FISA) -dalam konteks dan ruang lingkup yang diberikan kepada kami.”
“Nomor tersebut jelas akan menunjukkan bahwa kepatuhan kami dengan permintaan ini jauh dari klaim yang dituduhkan. Google tidak memiliki sesuatu yang disembunyikan,” katanya dalam surat itu dikutip BBC.
Microsoft menambahkan bahwa “transparansi soal kumpulan nomor dan ruang lingkup permintaan keamanan nasional, termasuk perintah FISA, akan membantu masyarakat memahami dan memperdebatkan isu-isu penting”.
Ted Ullyot, penasihat umum Facebook, mengatakan pemimpin di jejaring sosial ini ingin memberikan “gambaran yang lengkap dari permintaan pemerintah yang kami terima, dan bagaimana kita meresponnya”.
Badan Keamanan Nasional Amerika (NSA) telah mengakui laporan-laporan suratkabar bahwa programnya bernama PRISM menngumpulkan email dan data lainnya dari berbagai perusahaan Internet.
Sebelumnya, sebagaimana dikutip Voice of America, seorang bekas kontraktor NSA, Edward Snowden, membocorkan kepada harian Guardian dan Washington Post mengenai program PRISM dan pemantauan NSA atas nomor-nomor telepon yang dihubungi.
Ia mengatakan penting untuk mengungkapkan apa yang disebutnya program pemantauan besar-besaran oleh pemerintah atas warga sipil.*