Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan
Oleh: Ain Syamilah Binti Abdul Razil
Hidayatullah.com | SEJAK dahulu kala, banyak sekali tantangan dan hambatan yang harus diatasi oleh siapa pun tanpa memandang agama, usia, dan budaya guna meningkatkan kinerja dan keunggulan, serta mengangkat martabat dan kualitas hidup. Jika tantangan yang kita hadapi tidak dapat diselesaikan sendiri, tidak salah untuk meminta bantuan.
Terkadang kita terlalu keras pada diri sendiri, sampai-sampai kita lupa untuk menghargai pencapaian sekecil apapun yang telah kita raih dengan susah payah. Ada orang yang merasa egonya tergores dan harga dirinya tergores ketika ingin meminta bantuan pada orang disekitarnya.
Sesungguhnya Allah Set telah menciptakan manusia sebagai makhluk lemah yang saling membutuhkan. Disebutkan juga bahwa tujuan utama Tuhan menciptakan manusia dengan keberagaman adalah agar manusia dapat berinteraksi dengan cinta kasih.
Tidak perlu malu atau takut untuk meminta bantuan orang lain dan mengetahui bahwa kita tidak sendiri.
Allah berfirman dalam Surat al-Hujurat ayat 13
يٰٓاَيُّهَا النَّاسُ اِنَّا خَلَقْنٰكُمْ مِّنْ ذَكَرٍ وَّاُنْثٰى وَجَعَلْنٰكُمْ شُعُوْبًا وَّقَبَاۤىِٕلَ لِتَعَارَفُوْاۚ اِنَّ اَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللّٰهِ اَتْقٰىكُمْۗ اِنَّ اللّٰهَ عَلِيْمٌ خَبِيْرٌ
“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari laki-laki dan perempuan dan Kami jadikan kamu menjadi berbagai bangsa dan suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah adalah orang yang lebih bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui dan Dia Maha Mengetahui (tentang keadaan dan amalanmu).”
Jika dihaluskan, sudah seharusnya kita sebagai umat Islam mengimani akan adanya Tuhan Yang Maha Esa yang selalu menyertai kita kapan pun dan di mana pun untuk membantu sesama umat Islam yang membutuhkan, tanpa mengharap imbalan apa pun darinya.
Salah satu tanda orang beriman adalah ia bersedia memberikan bantuan tanpa memandang uang, waktu, atau tenaga kepada siapa pun tanpa membeda-bedakan ras, suku, agama, atau kelas sosial.
Beramal shaleh sangat dituntut dalam Islam, meski terlihat mudah dan ringan. Faktanya, tidak ada satupun yang luput dari pandangan dan rencana Tuhan.
Tuhan tidak menilai penampilan kita, tapi Tuhan menilai hati dan amal shaleh yang kita lakukan. Orang yang kaya jiwanya dan utuh imannya biasanya merasa lebih terpanggil untuk membantu saudaranya yang membutuhkan.
Dalam hadis riwayat Abu Hurairah, beliau mendengar Nabi ﷺ bersabda tentang hak seorang muslim atas muslim lainnya.
عَنْ أَبِيْ هُرَيْرَةَ رضي الله عنه قَالَ: قَالَ رَسُوْلُ اللَّهِ صلى الله عليه و سلم : “حَقُّ الْمُسْلِمِ عَلَى الْمُسْلِمِ سِتٌّ: إِذَا لَقِيْتَهُ فَسَلِّمْ عَلَيْهِ، وَإِذَا دَعَاكَ فَأَجِبْهُ، وَإِذَا اسْتَنْصَحَكَ فَانْصَحْهُ، وَإِذَا عَطَسَ فَحَمِدَ اللَّهَ فَسَمِّتْهُ، وَإِذاَ مَرِضَ فَعُدْهُ، وَإِذاَ مَاتَ فَاتْـبَعْهُ.” رَوَاهُ مُسلِمٌ.
Dari Abu Hurairah Radiyallahu anhu ia berkata: Rasulullah Sallallahu Alayhi Wasallam bersabda: “Hak seorang muslim terhadap sesama muslim itu ada enam: jika kamu bertemu dengannya maka ucapkanlah salam, jika ia mengundangmu maka penuhilah undangannya, jika ia meminta nasihat kepadamu maka berilah ia nasihat, jika ia bersin dan mengucapkan ‘Alhamdulillah’ maka do‘akanlah ia dengan ‘Yarhamukallah’, jika ia sakit maka jenguklah dan jika ia meninggal dunia maka iringilah jenazahnya.” (HR. Muslim).
عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم: مَنْ أَدْخَلَ عَلَى أَخِيهِ الْمُسْلِمِ فَرَحًا أَوْ سُرُورًا فِي دَارِ الدُّنْيَا خَلَقَ اللَّهُ لَهُ مِنْ ذَلِكَ خَلْقًا يَدْفَعُ بِهِ عَنْهُ الآفَاتِ فِي الدُّنْيَا، فَإِذَا كَانَ يَوْمُ الْقِيَامَةِ كَانَ مِنْهُ قَرِيبٌ، فَإِذَا مَرَّ بِهِ قَالَ لَهُ: لا تَخَفْ، فَيَقُولُ لَهُ: وَمَنْ أَنْتَ؟ فَيَقُولُ: أَنَا الْفَرَحُ أَوِ السُّرُورُ الَّذِي أَدْخَلْتَهُ عَلَى أَخِيكَ فِي دَارِ الدُّنْيَا.
Dari Ibn Abbas: Rasulullah ﷺ bersabda: “Barang siapa yang membuat senang dan gembira saudara muslimnya di dunia, maka Allah akan ciptakan baginya seorang makhluk yang menghilangkan kesusahan baginya di dunia. Ketika datang hari kiamat, ia akan berkata kepadanya: “Jangan takut,” lalu ia bertanya kepada makhluk tersebut: “Siapa kamu?” makhluk tersebut menjawab: “Aku adalah kebahagian yang telah engkau berikan kepada saudaramu di dunia.” (Mu’jam asy-Syuyukh, nomor 355. Tarikh Baghdad, nomor 4503. Al-Birr wa ash-Shilah, nomor 336).
Berdasarkan hadis di atas dapat disimpulkan bahwa memberikan kegembiraan dan kebahagiaan kepada orang lain dianjurkan dalam Islam. Di luar sana, ada seseorang yang tidak kita kenal yang mendoakan kita, hanya karena kita telah mempermudahnya atau pernah membawa kegembiraan di hatinya.
Kita mungkin lupa, tapi orang yang menerima kebaikanmu kemungkinan besar tidak akan melupakannya. Bisa jadi nikmat kesehatan yang dilimpahkan kepada kita saat ini, adalah karena doa-doa yang mereka titipkan tanpa sepengetahuan kita.
Tiada kata cinta yang lebih tulus dan sempurna di antara makhluk, melainkan doa yang dipanjatkan kepada Sang Pencipta yang disayang, agar Dia senantiasa menjaganya yang bertahta di hati.
Ada seseorang yang tidak kita kenal yang mungkin sedang berusaha mengubah dirinya menjadi lebih baik, menuju lebih dekat dengan Tuhannya karena dipengaruhi oleh kepribadian dan karakter kita.
Allah Swt akan membalas setiap perbuatan baik yang kita lakukan, sekecil apapun kebaikan itu di mata kita. Jika kita membantu orang lain, Tuhan pasti akan membantu kita.
Dalam Surat al-Maidah ayat dua, Allah berfirman
وَتَعَاوَنُوْا عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوٰىۖ وَلَا تَعَاوَنُوْا عَلَى الْاِثْمِ وَالْعُدْوَانِۖ وَاتَّقُوا اللّٰهَۗ اِنَّ اللّٰهَ شَدِيْدُ الْعِقَابِ
Artinya, “Tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah sangat berat siksaan-Nya.”
Yakinlah itu menjadi kesempatan bagi kita untuk beribadah dan beramal shaleh serta memperbanyak perbekalan akhirat ketika Allah menghadirkan seseorang yang membutuhkan.
Ketika kita dipinjamkan dari Allah Swt kekuatan, kesanggupan, tenaga atau hati yang ikhlas untuk memberikan pertolongan, maka tidak ada alasan bagi kita untuk tidak melakukannya.
Mungkin di masa depan, orang yang kita bantu kemarin, bisa jadi adalah orang yang membantu kita esok hari. Selalu sematkan di dada untu membantu orang sebab tak selamanya kita akan berada di atas.
Hidup ini ibarat roda, kadang kita di atas, kadang kita di bawah. Namun fakta yang lebih penting yang harus kita tanamkan dalam jiwa kita adalah bahwa Allah Swt selalu ada untuk kita, apapun situasi yang kita hadapi.
Semua ujian itu dari Allah swt. Jika kita merasa masalah kita lebih besar, ingatlah bahwa kemurahan Allah jauh lebih besar dan luas.
Selanjutnya, hal sulit apa yang tidak bisa dimudahkan oleh Allah Swt? Ketika cobaan dunia terasa begitu berat untuk ditopang, kembalilah bersujud di bumi-Nya, beribadah kepada Yang Maha Kuasa, dan meratap ikhlas memohon pertolongan dan kasih sayang Allah untuk meringankan beban dunia yang fana ini.
Dunia ini bukanlah tujuan akhir kita, melainkan hanya tempat ujian dan tempat persinggahan kita untuk menanam benih-benih yang akan kita panen dan menikmati hasilnya di akhirat nanti.*
Mahasiswa S1 di Universiti Sains Islam Malaysia