SUATU saat Imam Ahmad bin Suraij yang memimpin halaqah fiqih di masjid berkata kepada Imam Junaid yang memimpin halaqah dzikir,”Suara dzikir kalian mengganggu halaqah kami dalam ilmu.”
Imam Junaid pun menjawab,”Perlu mempertimbangkan dulu, jalan mana yang terdekat menuju Allah.”
Ibnu Suraij pun membalas,”Kalau begitu, harus mempertimbangkan jalan kami, karena itu yang terdekat menuju Allah daripada jalan kalian.”
Imam Junaid pun merespon,”Apa tanda kedekatannya?”
Ibnu Suraij menjawab,”Yakni, karena didominasi dalam menyaksikan kebenaran.”
Imam Junaid membalas,”Itu justru sanggahan terhadap kalian, bukannya pembela, karena yang mendominasi kalian adalah menyaksikan hukum-hukum mengenai dien Allah bukan Allah.”
Ibnu Suraij pun berkata,”Kita ingin menguji argumen itu.”
Akhirnya Imam Junaid pun menyuruh seseorang,”Wahai Fulan, ambil batu ini dan lemparkanlah kepada orang-orang yang berdzikir itu.” Akhirnya dilemparlah batu itu hingga mereka semua menyeru,”Allah!”
Kemudian Imam Junaid pun berkata kepada orang tersebut,”Ambilah batu ini dan lemparkanlah kepada mereka yang belajar itu.” Akhirnya dilemparlah batu itu, Dan mereka serentak berseru,”Itu haram bagi kalian!”
Ibnu Suraij pun berkata Imam Junaid,”Kebenaran ada pada dirimu wahai Abu Qasim.” (Lawaqih Al Anwar Al Qudsiyyah, hal.259)