KEBANYAKAN kita lebih senang menyuguhkan anak-anak dongeng berbentuk fabel dan kartun-kartun bernafaskan Islam, namun jarang atau bahkan belum pernah menceritakan kejadian nyata yang tercatat dalam sejarah berabad silam. Kita bahkan lalai, tidak menceritakan kisah-kisah akhir zaman khususnya kemuliaan Negeri Syam yang banyak disebut al-Quran dan hadits nabi.
Mari berkaca pada diri sendiri, yang berharap menjadi dan memiliki keturunan sebagai Muslim sejati. Apakah kita dan anak-anak kita sudah mengenal sejarah Islam yang sebenarnya? Tentang apa yang sebenarnya terjadi di Tanah Syam, kemuliaan masjid Al-Aqsa dan Palestina, perang akhir zaman dan hal-hal semacamnya.
Belum terlambat, sebab kita bisa memulai kapan saja. Mulai dari sekarang. Mulai dari sini.
Bila anak suka melihat gambar, bisa mulai perkenalkan ia dengan Negeri para Nabi ini dengan menggunakan peta. Tunjukkan bahwa Negeri Syam adalah bagian barat negara Saudi Arabiya mencakup wilayah Suriah, Yordania, dan Palestina.
Anak tentu akan terpancing untuk melihat titik-titik lain yang ada di peta. Bisa sekaligus menunjukkan di mana letak Kota Makkah, Madinah, Mesir, dan wilayah lain yang erat kaitannya dengan perkembangan Islam. Untuk hal ini, kita cukup bersyukur bisa mengandalkan internet sebagai bahan rujukan. Seperti aplikasi Google Map, Google Earth dan sejenisnya. Pun bisa mengandalkan gambar-gambar pendukung di internet.
Ceritakan keistimewaan Bumi Syam dengan rujukan:
– Peristiwa Isra’ dan Mi’raj
{سُبْحَانَ الَّذِي أَسْرَى بِعَبْدِهِ لَيْلًا مِنَ الْمَسْجِدِ الْحَرَامِ إِلَى الْمَسْجِدِ الْأَقْصَى الَّذِي بَارَكْنَا حَوْلَهُ} [الإسراء: 1]
Maha Suci Allah, yang telah memperjalankan hamba-Nya pada suatu malam dari Al Masjidil Haram ke Al Masjidil Aqsha yang telah kami berkahi sekelilingnya. [Al-Israa’:1]
– Cerita para Nabi
{وَنَجَّيْنَاهُ وَلُوطًا إِلَى الْأَرْضِ الَّتِي بَارَكْنَا فِيهَا لِلْعَالَمِينَ} [الأنبياء: 71]
Dan kami seIamatkan Ibrahim dan Luth ke sebuah negeri yang kami Telah memberkahinya untuk sekalian manusia. [Al-Anbiyaa’:71]
– Masjid-masjid yang mulia
Dari Abu Sa’id Al-Khudriy dan Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
” لاَ تُشَدُّ الرِّحَالُ إِلَّا إِلَى ثَلاَثَةِ مَسَاجِدَ: المَسْجِدِ الحَرَامِ، وَمَسْجِدِ الرَّسُولِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، وَمَسْجِدِ الأَقْصَى ” [صحيح البخاري ومسلم]
“Tidak boleh bepergian jauh (untuk ibadah) kecuali ke tiga masjid: Masjid Al-Haram, Masjid Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dan Masjid Al-Aqsha”. [Sahih Bukhari dan Muslim]
– Wilayah yang dinaungi malaikat
Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu berkata: Suatu saat kami bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menyusun Al-Qur’an dari kulit, lalu Rasulullah bersabda:
«طُوبَى لِلشَّامِ»
“Suatu kebaikan untuk negeri Syam”
Kami bertanya: Kenapa demikian ya Rasulullah?
Rasulullah menjawab:
«لِأَنَّ مَلَائِكَةَ الرَّحْمَنِ بَاسِطَةٌ أَجْنِحَتَهَا عَلَيْهَا» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Karena malaikat Ar-Rahman melebarkan sayapnya padanya”. [Sunan Tirmidzi: Sahih]
– Tempat berkumpulnya manusia pada hari Kiamat
Dari Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
الشَّامُ أَرْضُ الْمَحْشَرِ ، وَالْمَنْشَرِ [مسند البزار: صححه الألباني]
“Syam adalah negeri tempat manusia berkumpul dan dibangkitkan (pada hari kiamat)”. [Musnad Al-Bazzar: Sahih]
Dari Abdullah bin Umar radhiyallahu ‘anhuma; Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
«سَتَخْرُجُ نَارٌ مِنْ حَضْرَمَوْتَ أَوْ مِنْ نَحْوِ بَحْرِ حَضْرَمَوْتَ قَبْلَ يَوْمِ القِيَامَةِ تَحْشُرُ النَّاسَ»
“Akan keluar api dari Hadramaut atau dari arah laut Hadramaut sebelum datang hari kiamat yang akan mengumpulkan manusia”
Sahabat bertanya: Ya Rasulullah, lalu apa yang engkau perintahkan pada kami?
«عَلَيْكُمْ بِالشَّامِ» [سنن الترمذي: صححه الألباني]
“Menetaplah kalian di negeri Syam”. [Sunan Tirmidziy: Sahih]
Tanamkan sikap seorang Muslim yang pemberani, taat kepada Allah dan RasulNya, serta akhlak mulia dari kisah-kisah sejarah Islam. Jangan biarkan anak lebih mengenal dan mengidolakan tokoh fiktif buatan manusia yang berisi propaganda. Selamatkan masa keemasannya dengan mengembalikan pada fitrahnya sebagai Muslim yang mencintai agamanya.
Tentu saja yang terpenting adalah peran para orang tua untuk dapat mengambil bagian dalam peradaban Islam dimulai dari lingkup terkecil yakni keluarga.
Semoga kelak, generasi penerus Islam yang lahir dari keluarga-keluarga kecil kita dapat menjadi ujung tombak panji Islam hingga ke JannahNya. Aamiin.*/ Rizki N. Dyah, guru di Kutai Barat