NABI Muhammad Shalallaahu ‘Alahi Wasallam telah menyampaikan berita gembira bagi orang yang bersabar saat kehilangan indra penglihatannya, bahwa Allah Subhanahu wa Ta’ala akan menggantinya dengan surga:
Sesungguhnya Allah telah berfirman kepadaku, “Apabila Aku menguji hamba-Ku pada kedua anggota tubuh yang paling disayanginya (kedua matanya), lalu dia bersabar, niscaya Aku akan menggantikan keduanya untuk dia dengan surga.” (HR Bukhari).
Orang yang beriman selalu diberi kabar gembira bahwa hasil perolehan amal salehnya di dunia, akan dinikmatinya nanti di akhirat. Oleh karena itu, ia harus tetap bersabar menantikan perjumpaan dengan Allah, saat semua yang dilakukannya menuai hasil. Dalam hadist yang lain, disebutkan sebagai berikut:
Tiada imbalan pahala bagi hamba-Ku yang mukmin di sisi-Ku jika Aku mencabut nyawa kekasihnya dari kalangan penghuni dunia, kemudian dia mengharapkan pahala dari-Ku, kecuali surga. (HR Bukhari).
Seorang budak perempuan hitam penderita epilepsi mengadukan penyakit yang dialaminya kepada Nabi Muhammad. Ia berkata, “Sesungguhnya aku sering tidak sadarkan diri. Aku khawatir, auratku selalu terbuka. Maka, doakanlah kepada Allah untuk kesembuhanku.” Nabi menjawab: Jika engkau mampu bersabar, bagimu surga. Namun, jika engkau menginginkan aku berdoa kepada Allah untuk kesembuhanmu, aku akan melakukannya. (HR Bukhari).
Wanita itu berkata, “Aku akan bersabar, tetapi doakanlah kepada Allah agar auratku tidak terbuka saat aku tak sadarkan diri.” Nabi Muhammad pun mendoakannya, dan diriwayatkan bahwa sesudah itu, apabila wanita tersebut tak sadarkan diri, auratnya tak terbuka lagi.
Dalam sunnah disebutkan bahwa sabar adalah pekerti yang bisa diraih. Memang ada sebagian orang yang dianugerahi watak sabar sepenuhnya oleh Allah, tetapi sebagian yang lainnya hanya dianugerahi sebagian kecil darinya. Seandainya seseorang merasakan bahwa dirinya masih minim dalam persoalan sikap hati dalam bentuk sabar ini, dia dapat meraihnya dengan melatih diri untuk membiasakannya dan berusaha dengan keras karena sesungguhnya hal ini merupakan sesuatu yang bisa diraih, bukan sesuatu yang tidak bisa ditingkatkan.
Barangsiapa memaksakan dirinya untuk bersabar, niscaya Allah akan membuatnya dapat bersabar. (HR Bukhari).*/Muhammad Sholikhin, dari bukunya The Power of Sabar. [Tulisan selanjutnya]