Hidayatullah.com | MERUPAKAN fenomena yang menggembirakan melihat kesadaran muslimah di Indonesia untuk menutup aurat mereka saat ke sekolah atau keluar rumah. Meskipun demikian kita semua membutuhkan motivasi untuk meluruskan pemahaman dan meningkatkan ketakwaan.
Sebagian dari saudari muslimah meremehkan dalam mempertontonkan sebagian auratnya kepada laki-laki yang bukan mahram. Saat perjalanan Umrah dan tinggal di kamar hotel, sebagian istri keluar dari kamar hotel menemui suami di kamar sebelah dengan memperlihatkan leher, lengan kepada teman-teman suaminya atau orang lain.
Sebagian muslimah memperlihatkan rambutnya kepada laki-laki yang bukan mahramnya saat menyapu halaman rumah. Saat beli sayuran di depan rumah, saat menerima paket atau saat menemui tamu.
Sebuah kisah berikut ini semoga menjadi pelajaran berharga untuk mengevaluasi dan memperbaiki diri.
عَن عَطَاءُ بْنُ أَبِى رَبَاحٍ قَالَ قَالَ لِى ابْنُ عَبَّاسٍ أَلاَ أُرِيكَ امْرَأَةً مِنْ أَهْلِ الْجَنَّةِ قُلْتُ بَلَى . قَالَ هَذِهِ الْمَرْأَةُ السَّوْدَاءُ أَتَتِ النَّبِىَّ – صلى الله عليه وسلم – فَقَالَتْ إِنِّى أُصْرَعُ ، وَإِنِّى أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ لِى . قَالَ « إِنْ شِئْتِ صَبَرْتِ وَلَكِ الْجَنَّةُ وَإِنْ شِئْتِ دَعَوْتُ اللَّهَ أَنْ يُعَافِيَكِ » . فَقَالَتْ أَصْبِرُ . فَقَالَتْ إِنِّى أَتَكَشَّفُ فَادْعُ اللَّهَ أَنْ لاَ أَتَكَشَّفَ ، فَدَعَا لَهَا
Dari ‘Atho’ bin Abi Robaah, ia berkata bahwa Ibnu ‘Abbas berkata padanya; “Maukah kutunjukkan perempuan yang termasuk penduduk Surga?” ‘Atho menjawab, “Iya mau.”
Ibnu ‘Abbas berkata, “Perempuan yang berkulit hitam ini, ia pernah mendatangi Nabi ﷺ, lantas ia pun berkata, “Aku menderita penyakit ayan dan auratku sering terbuka karenanya. Berdo’alah pada Allah untukku.”
Nabi ﷺ pun bersabda, “Jika mau sabar, bagimu Surga. Jika engkau mau, aku akan berdo’a pada Allah supaya menyembuhkanmu.”
Perempuan itu pun berkata, “Aku memilih bersabar.” Lalu ia berkata pula, “Auratku biasa tersingkap (kala aku terkena ayan). Berdo’alah pada Allah supaya auratku tidak terbuka.”
Nabi –ﷺ– pun berdo’a pada Allah untuk perempuan tersebut. (HR. Bukhari no. 5652 dan Muslim no. 2576).
Di antara pelajaran yang bisa kita petik dari hadits di atas, betapa malunya seorang muslimah apabila auratnya terlihat oleh laki-laki yang bukan mahram. Padahal dia tidak berdosa apabila dia pingsan jatuh di jalan dan sebagian auratnya terlihat tanpa dia sadari, apakah sebagian rambutnya, betisnya atau lengannya tersingkap tanpa sengaja.
Tapi rasa malunya yang merupakan buah dari keimanannya menjadikannya meminta kepada Rasulullah ﷺ berdoa apabila dia jatuh pingsan lagi agar Allah menjaga auratnya agar tetap tertutup.
Ini adalah pelajaran bagi muslimah khususnya agar hati-hati tidak menggampangkan, tidak meremehkan, tidak membiarkan sebagian auratnya terbuka.
Ini adalah suatu hal yang diharamkan dan bisa menimbulkan murka Allah Subhanahu Wa Ta’ala, bisa mengakibatkan berbagai macam problem dan kesulitan menimpa kita.
Semoga dengan kisah di atas menjadikan saudari kami kaum muslimah untuk lebih berhati-hati dengan perintah Allah ini, dengan tidak bermudah-mudah membiarkan auratnya terbuka di hadapan laki-laki lain yang bukan mahramnya, baik di hadapan tetangga, tamu dan siapapun yang bukan mahram.
Semoga Allah menjadikan kita semua sebagai orang-orang yang selalu sabar di kala musibah datang dan menjadikan kita sebagai orang-orang yang bersyukur kepada Allah dengan istiqamah menjalankan perintah-perintahNya dan meninggalkan larangan-laranganNya, aamiin./ *Fariq Gasim Anuz