Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Ma`asyiral Muslimin Rahimakumullah
Kita telah tiba di salah satu bulan haram, bulan mulia, bulan Rajab. Abu Bakar Al-Warraq Al-Balkhi mengatakan, “Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi, dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen.” Apa yang kita panen, baik dan buruk hasilnya, tergantung dari apa yang kita tanam sejak Rajab. Tanaman itu berubah amal sholeh yang kita kerjakan, maka pada saatnya kita akan memanen seperti yang kita tanam.
Pada bulan Rajab saatnya kita memilah dan memilih benih amal sholeh yang terbebas dari hama penyakit yang sewaktu-waktu menyerang amal tersebut. Di antara penyakit amal sholeh adalah riya’ yang digambarkan oleh Rasulullah ﷺ seperti api yang melalap kayu bakar.
Untuk itu, amal sholeh yang kita tanam di bulan Rajab ini harus yang terbebas dari riya’, sehingga pada saatnya nanti kita tidak tergolong orang-orang yang merugi. Setelah kita memilih amal sholeh yang berkualitas, baru kita tanamkan dengan cara yang baik. Dengan kata lain, melakukan amal sholeh harus memenuhi syarat dan rukun serta adab beribadah agar amal-amal kita tidak berlalu sia-sia.
Rajab adalah salah satu bulan mulia. Dari segi bahasa Rajab berarti malu dan agung. Rajab dengan arti malu merefleksikan kepada kita bahwa pada bulan ini kita seharusnya lebih malu melakukan maksiat, malu kalau tidak beramal sholeh.
Rasa malu ini juga menjadi tolak ukur akhlak kita dalam hidup bermasyarakat. Rajab juga berarti mengagungkan. Contoh dalam kalimat, “Isy rajaban tara ‘ajaban (hiduplah dengan akhlak yang agung maka engkau akan melihat hal-hal yang menakjubkan).”
Perintah untuk mengagungkan terhadap apa yang diagungkan oleh Allah juga menunjukkan kewajiban bagi hamba-Nya, seperti disebutkan dalam Al-Quran :
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ حُرُمَٰتِ ٱللَّهِ فَهُوَ خَيْرٌ لَّهُۥ عِندَ رَبِّهِۦ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barang siapa mengagungkan apa-apa yang terhormat di sisi Allah maka itu adalah lebih baik baginya di sisi Tuhannya…” (QS: Al-Hajj : 30).
Ayat di atas merupakan anjuran untuk mengagungkan syiar-syiar agama berupa empat bulan haram, Tanah Haram, dan Ihram. Penghormatan terhadap syiar-syiar ini akan muncul dari buah ketakwaan seseorang, seperti disinggung pada ayat sebagai berikut:
ذَٰلِكَ وَمَن يُعَظِّمْ شَعَٰٓئِرَ ٱللَّهِ فَإِنَّهَا مِن تَقْوَى ٱلْقُلُوبِ
“Demikianlah (perintah Allah). Dan barangsiapa mengagungkan syiar-syiar Allah, maka sesungguhnya itu timbul dari ketakwaan hati.” (QS: Al-Hajj : 32).
Jamaah Shalat Jumat
Menurut istilah, rajab adalah bulan ketujuh dalam kalender Hijriah yang terletak di antara bulan Jumadil Akhir dan Sya’ban. Allah SWT memerintahkan kita untuk mengagungkan atau menghormatinya dengan memperbanyak amal sholeh dan menjauhkan diri dari perbuatan dosa serta maksiat.
Meski pelarangan ini berlaku sepanjang hayat, namun karena bulan ini disebut bulan haram, maka bagi pelaku dosa ia akan diberi siksaan yang amat pedih. Sebaliknya, bagi yang beramal sholeh ia akan mendapat pahala yang berlipat.
Sejumlah amalan terhampar di bulan Rajab ini;
Pertama, memperbanyak doa seperti disebutkan dalam hadits yang di riwayatkan oleh Ziyad At-Tamimi dari Sayiduna Anas beliau berkata: “Nabi Muhanmmad ﷺ ketika masuk bulan Rajab membaca doa :
اللَّهُمَّ بَارِكْ لَنَا فِيْ رَجَب وَشَعْبَانَ وَبَلِّغْنَا رَمَضَانَ .
“Ya Allah berkahi kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta beri kami kesempatan untuk memasuki bulan Ramadhan.”
Kedua, membaca doa agar rejeki lancar sepanjang tahun
أحمد رسول الله، محمد رسول الله
Dibaca sebanyak 35x saat khatib di atas mimbar pada Jumat terakhir di bulan Rajab.
Ketiga, memperbanyak doa di malam pertama bulan Rajab. Nabi Muhammad ﷺ bersabda:
خمس ليال لا ترد فيها دعوة : اول ليلة من رجب وليلة النصف من شعبان وليلة الجمعة و ليلتا العيدين
“Doa tidak akan tertolak dalam lima malam, yakni: malam pertama bulan Rajab, malam pertengahan bulan Sya’ban, malam Jumat, malam Idulfitri dan malam Idul Adha.”
Hadirin yang Dimuliakan Allah SWT
Keempat, memperbanyak istighfar. Sebagian ulama berkata:
رجب شهر الاستغفار، وشعبان شهر الصلاة على النبي المختار، ورمضان شهر القرآن
“Rajab adalah bulan istighfar, Sya’ban adalah bulan shalawat kepada Nabi pilihan ﷺ, dan Ramadhan adalah bulan Al-Quran.” Di antara bacaan istighfar yang sering dilazimkan oleh ulama salaf adalah:
رب اغفر لي وارحمني وتب علي
“Ya Tuhanku, ampuni, kasihanilah, dan terimalah tobat hamba.” Istighfar ini dibaca 70 kali setelah shalat Subuh dan Maghrib/ Isya.
Demikianlah khutbah Jumat pertama di bulan Rajab ini. Semoga menjadi motivasi bagi kita dalam bijak beramal di bulan agung nan mulia seperti sekarang ini. Ya Allah, berkahilah kami di bulan Rajab dan Sya’ban serta sampaikan usia ke dalam bulan Ramadhan.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ وَالمُسْلِمَاتِ وَالمُؤْمِنِيْنَ وَالمُؤْمِنَاتِ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوااللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Sumber: hidayatullah.com