Untuk bisa menjalankan reformasi agama, Rasulullah ﷺ memberita 5 langkah agar melaksanakan ibadah dengan sikap ikhlas, mengikuti petunjuk dan memperbaiki urusan yang berkaitan dengan agama, inilah kutipan khutbah Jumat kali ini
Oleh: Ali Akbar bin Muhammad bin Aqil
Hidayatullah.com | RASULULLAH ﷺ mengajarkan kepada kita untuk meminta reformasi pemanfaatan hidup dunia. Artinya, kita sangat menaruh harapan kepada Allah SWT agar hidup ini menjadi tambahan amal shaleh yang mengantarkan kita pada rida-Nya. Inilah teks lengkap khubah Jumat kali ini;
Khutbah Pertama
إِنَّ الْحَمْدَ لِلَّهِ نَحْمَدُهُ وَنَسْتَعِيْنُهُ وَنَسْتَغْفِرُهُ وَنَعُوذُ بِاللهِ مِنْ شُرُوْرِ أَنْفُسِنَا وَمِنْ سَيِّئَاتِ أَعْمَالِنَا، مَنْ يَهْدِهِ اللهُ فَلاَ مُضِلَّ لَهُ وَمَنْ يُضْلِلْهُ فَلاَ هَادِيَ لَهُ. أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّدًا عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللهُمّ صَلّ وَسَلّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن
عِبَادَ اللهِ أُوْصِيْكُمْ وَإِيَّايَ بِتَقْوَى اللهِ فَقَدْ فَازَ الْمُتَّقُوْنَ قَالَ اللهُ تَعَالَى: يَاأَيّهَا النَاسُ اتّقُوْا رَبّكُمُ الّذِي خَلَقَكُمْ مِنْ نَفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيْرًا وَنِسَاءً وَاتّقُوا اللهَ الَذِي تَسَاءَلُوْنَ بِهِ وَاْلأَرْحَام َ إِنّ اللهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيْبًا
Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah
Setiap tanggal 21 Mei, kita memperingati hari reformasi. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia reformasi diartikan sebagai perubahan secara drastis untuk perbaikan di berbagai bidang.
Misalnya di bidang sosial, politik, hukum, atau agama, di suatu masyarakat atau negara. Dalam kamus Arab-Indonesia Al-Munawwir padanan kata reformasi tertulis dengan kata ُأَصْلَحَ – يُصْلِح. Apabila kita kaitkan dengan doa yang diajarkan oleh Nabi kita Sayiduna Muhammad ﷺ, kita temukan doa sebagai berikut :
اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِي دِينِي الَّذِي هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِي، وَأَصْلِحْ لِي دُنْيَايَ الَّتِي فِيهَا مَعَاشِي، وَأَصْلِحْ لِي آخِرَتِي الَّتِي فِيهَا مَعَادِي، وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِي فِي كُلِّ خَيْرٍ، وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِي مِنْ كُلِّ شَرٍّ
“Ya Allah perbaikilah agamaku sebagai benteng urusanku; perbaikilah duniaku yang menjadi tempat kehidupanku; perbaikilah akhiratku yang menjadi tempat kembaliku! Jadikanlah, ya Allah, kehidupan ini mempunyai nilai tambah bagiku dalam segala kebaikan dan jadikanlah kematianku sebagai kebebasanku dari segala kejahatan.” (HR. Muslim)
Ada lima hal yang terkandung dari doa tersebut. Pertama, Rasul ﷺ memohon kepada Allah SWT agar menolong diri ini untuk memperbaiki urusan yang berkaitan dengan agama. Pertanyaannya, mengapa ini menjadi hal pertama yang beliau minta kepada Allah?
Karena agama Islam merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan setiap muslim. Ia menjadi sumber inspirasi dan motivasi dalam bertindak di sepanjang kehidupan sampai maut memisahkan.
Siapa yang rusak agamanya (pemahamannya, pemikirannya, pengamalannya), ia akan terjerembab dalam lubang kebinasaan dan penyesalan. Rugi di dunia sampai akhirat. Oleh karena itu, kita memohon kepada Allah SWT agar membimbing kita untuk istiqamah dalam menjalankan nilai-nilai agama Islam, sesuai petunjuk Alquran dan Sunah dengan pemahaman para pewaris Rasul yang lurus.
Sehubungan dengan itu, untuk bisa menjalankan reformasi agama, maka langkah pertama adalah melaksanakan ibadah dengan sikap ikhlas karena Allah. Dan kedua, mengikuti petunjuk yang disampaikan oleh Rasul ﷺ.
Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah
Kedua, memohon kepada Allah SWT agar diberi kemampuan dalam melakukan reformasi di bidang kehidupan dunia. Doa ini penting untuk kita haturkan sebagai wujud keyakinan kita bahwa Allah SWT, satu-satunya Zat yang Maha Mampu memberikan jalan terbaik untuk memenuhi apa yang menjadi kebutuhan hidup di dunia.
Kita membutuhkan sumber kehidupan yang halal yang bisa membantu kita untuk melakukan ketaatan. Kita membutuhkan kesalehan di tengah usaha membangun kehidupan keluarga, serta pasangan yang saleh salehah, dan keturunan yang salihin salihat. Kita membutuhkan perbaikan dari waktu ke waktu untuk bisa memenuhi tempat tinggal yang layak.
Kita pun juga membutuhkan kehidupan di dunia ini bisa berjalan dengan aman, stabil, tanpa gejolak yang berarti. Allah SWT berfirman :
مَنْ عَمِلَ صَالِحًا مِّنْ ذَكَرٍ اَوْ اُنْثٰى وَهُوَ مُؤْمِنٌ فَلَنُحْيِيَنَّهٗ حَيٰوةً طَيِّبَةًۚ وَلَنَجْزِيَنَّهُمْ اَجْرَهُمْ بِاَحْسَنِ مَا كَانُوْا يَعْمَلُوْنَ
“Barangsiapa mengerjakan kebajikan, baik laki-laki maupun perempuan dalam keadaan beriman, maka pasti akan Kami berikan kepadanya kehidupan yang baik dan akan Kami beri balasan dengan pahala yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.” (QS. An-Nahl : 97)
Ketiga, doa reformasi berikutnya adalah reformasi untuk kehidupan akhirat. Maksudnya kita memohon petunjuk kepada Allah SWT agar Dia memberikan bimbingan dalam beramal shaleh yang diridai-Nya, menjadi hamba yang istiqamah dalam kebaikan, sampai pada akhirnya kita dipanggil dalam keadaan husnul khatimah dan masuk ke dalam surga-Nya.
Keempat, Rasul ﷺ mengajarkan kepada kita untuk meminta reformasi pemanfaatan hidup dunia. Artinya, kita sangat menaruh harapan kepada Allah SWT agar hidup ini menjadi tambahan amal saleh yang mengantarkan kita pada rida-Nya. Dari sini dapat dipahami bahwa panjang umur atau umur yang diberikan oleh Allah harus berbanding lurus dengan bertambahnya amal baik yang kita kerjakan. Semakin berumur semakin banyak pula kebaikan yang kita tunaikan. Kebaikan-kebaikan inilah yang bisa meningkatkan kedudukan kita di akhirat kelak.
Rasul ﷺ pernah ditanya, “Siapakah manusia yang terbaik?” Rasul ﷺ menjawab,
مَنْ طَالَ عُمْرُهُ، وَحَسُنَ عَمَلُهُ
“Manusia terbaik adalah manusia yang panjang umurnya dan baik amal perbuatannya.” (HR. Ahmad dan Tirmidzi)
Kaum Muslimin Jamaah Shalat Jumat yang Dimuliakan Allah
Kandungan kelima dari doa Nabi Muhammad ﷺ di atas adalah reformasi kehidupan di balik kematian. Kebaikan di akhir hidup sama halnya dengan Husnul khatimah.
Dengan Husnul khatimah, kita akan terbebas dari segala beban kesumpekan dunia yang menggelayuti selama ini, terbebas dari semua kelalaian, kemaksiatan, ujian, dan musibah.
Dengan kata lain, kematian yang menjemput kita menjadi pintu gerbang pengistirahatan yang sejati dalam keadaan selamat dan bahagia. Rasul ﷺ pernah berkata saat ada jenazah yang lewat di hadapan beliau :
مُسْتَرِيحٌ وَمُسْتَرَاحٌ مِنْهُ
“Ada orang yang mendapatkan kenyamanan (istirahat) dan ada pula yang orang lain menjadi nyaman (istirahat) karena ketiadaannya.”
Para sahabat bertanya, ‘Siapa itu orang yang mendapatkan kenyamanan (istirahat) dan orang yang orang lain menjadi aman (istirahat) karena ketiadaannya?”
Beliau ﷺ menjawab,
الْعَبْدُ الْمُؤْمِنُ يَسْتَرِيحُ مِنْ نَصَبِ الدُّنْيَا وَأَذَاهَا وَالْعَبْدُ الْفَاجِرُ يَسْتَرِيحُ مِنْهُ الْعِبَادُ وَالْبِلَادُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ
“Seorang hamba yang mukmin adalah orang yang beristirahat dari keletihan dunia dan kesulitannya. Sedangkan seorang hamba yang fajir (gemar maksiat) maka hamba Allah yang lain, negeri, pepohonan serta hewan, yang beristirahat dari gangguannya.” (HR. Bukhari)
Inilah lima poin dari doa reformasi ala Rasul ﷺ. Doa ini sangat patut kita baca dan amalkan. Alangkah indahnya doa ini.
Ia bukan sekadar doa tapi juga acuan bagi tiap orang beriman agar selalu berbenah diri dalam segala aspek, khusunya dalam lima aspek yang telah kita simak bersama.
بَارَكَ اللهُ لِي وَلَكُمْ فيِ القُرْآنِ العَظِيْمِ، وَنَفَعَنيِ وَإِيَّاكُمْ بِمَا فِيْهِ مِنَ اْلآياَتِ وَالذِّكْرِ الحَكِيْمِ وَتَقَبَّلَ مِنيِّ وَمِنْكُمْ تِلاَوَتَهُ َإِنَّهُ هُوَ السَّمِيْعُ العَلِيْمُ. أَقُوْلُ قَوْليِ هذَا وَأَسْتَغْفِرُ اللهَ ليِ وَلَكُمْ وَلِسَائِرِ الْمُسْلِمِيْنَ فَاسْتَغْفِرُوْهُ إِنَّهُ هُوَ الغَفُوْرُ الرَّحِيْمُ.
Khutbah Jumat Kedua
الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي هَدَانَا لِهَذَا وَمَا كُنَّا لِنَهْتَدِيَ لَوْلَا أَنْ هَدَانَا اللَّهُ، أَشْهَدُ أَنْ لاَ إِلَهَ إِلاَّاللهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيْكَ لَهُ وَأَشْهَدُ أَنَّ مُحَمَّداً عَبْدُهُ وَرَسُوْلُهُ. اَللَّهُمّ صَلِّ وَسَلِّمْ عَلى سيدنا مُحَمّدٍ وَعَلى آلِهِ وِأَصْحَابِهِ وَمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن. اَمَّا بَعْدُ :
فَيَا اَيُّهَا النَّاسُ اِتَّقُوا اللهَ تَعَالىَ وَذَرُوا الْفَوَاحِشَ مَاظَهَرَ وَمَا بَطَنْ، وَحَافِظُوْاعَلىَ الطَّاعَةِ وَحُضُوْرِ الْجُمْعَةِ وَالْجَمَاعَةِ.
وَاعْلَمُوْا اَنَّ اللهَ اَمَرَكُمْ بِأَمْرٍ بَدَأَ فِيْهِ بِنَفْسِهِ وَثَنَّى بِمَلاَئِكَةِ قُدْسِهِ، فَقَالَ تَعَالىَ وَلَمْ يَزَلْ قَائِلاً عَلِيْمًا: اِنَّ اللهَ وَمَلاَئِكَتَهُ يُصَلُّوْنَ عَلىَ النَّبِىْ يَاَ يُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوْا صَلُّوْا عَلَيْهِ وَسَلِّمُوْا تَسْلِيْمًا
اَللَّهُمَّ صَلِّ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا صَلَّيْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ. وَبَارِكْ عَلَى سيدنا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِ سيدنا مُحَمَّدٍ كَمَا بَارَكْتَ عَلَى سيدنا إِبْرَاهِيْمَ وَعَلَى آلِ سيدنا إِبْرَاهِيْمَ، إِنَّكَ حَمِيْدٌ مَجِيْدٌ
اللهُمَّ اغْفِرْ لِلْمُسْلِمِيْنَ وَالمسْلِمَاتِ وَالمؤْمِنِيْنَ وَالمؤْمِنَاتِ الأَحْيَاءِ مِنْهُمْ وَالأَمْوَاتِ إِنَّكَ سَمِيْعٌ قَرِيْبٌ مُجِيْبُ الدَّعْوَةِ،
اللَّهُمَّ إِنَّا نَعُوذُ بِكَ مِنَ البَرَصِ وَالجُنُونِ والجُذَامِ وَسَيِّيءِ الأسْقَامِ
رَبَّنَا هَبْ لَنَا مِنْ أَزْوَاجِنَا وَذُرِّيَّاتِنَا قُرَّةَ أَعْيُنٍ وَاجْعَلْنَا لِلْمُتَّقِينَ إِمَامًا, اللَّهُمَّ إنَّا نَسْأَلُكَ الهُدَى والتُّقَى والعَفَافَ والغِنَى، رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
وَصَلَّى اللهُ عَلَى نَبِيِّنَا مُحَمَّدٍ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ و َمَنْ تَبِعَهُمْ بِإِحْسَانٍ إِلَى يَوْمِ الدّيْن وَآخِرُ دَعْوَانَا أَنِ الْحَمْدُ لله رَبِّ الْعَالَمِيْنَ
عِبَادَ اللهِ، إنَّ اللهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالْإحْسَانِ وَإِيْتَاءِ ذِي الْقُرْبَى ويَنْهَى عَنِ الفَحْشَاءِ وَالْمُنْكَرِ وَالبَغْيِ، يَعِظُكُمْ لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُوْنَ. فَاذكُرُوا اللهَ الْعَظِيْمَ يَذْكُرْكُمْ وَلَذِكْرُ اللهِ أَكْبَرُ
Arsip lain terkait Khutbah Jumat bisa diklik di SINI. Artikel lain tentang keislaman bisa dibuka www.hidayatullah.com