SERINGKALI kita menjumpai seseorang yang sangat takut melanjutkan perjalanannya apabila di tengah-tengah perjalanan menjumpai seekor kucing menyeberang jalan. Kecemasannya itu akan semakin bertambah luar biasa apabila dia menabrak kucing tersebut sampai mati.
Dia sangat diliputi ketakutan, sehingga mungkin saja dia berhenti melanjutkan perjalanannya. Atau dia baru berani melanjutkan perjalanannya setelah mengurus “pemakaman” kucing tersebut.
Contoh lain, seseorang sangat ketakutan apabila melihat seekor burung gagak terbang di atas rumahnya atau bertengger di pohon dekat rumahnya. Dia pun meyakini sebentar lagi akan ada musibah menimpa salah seorang anggota keluarganya. Apabila mendengar suara burung hantu, maka pertanda akan ada pencuri masuk rumah.
Inilah sedikit contoh keyakinan-keyakinan yang merusak di masyarakat kita. Mereka mengaitkan kesialan yang menimpa dan keberuntungan yang diperoleh dengan suatu peristiwa tertentu.
Keyakinan seperti ini dalam agama disebut dengan tathayyur atau thiyarah. Dinamakan demikian karena salah satu yang dijadikan sebagai pertanda kesialan atau keberuntungan tersebut adalah burung (dalam bahasa Arab: thair).
Tathayyur menganggap dirinya akan ditimpa kesialan setelah melihat, mendengar, atau mengetahui sesuatu. Seseorang merasa akan ditimpa sial setelah melihat burung tertentu. Atau, seseorang merasa akan ditimpa sial setelah mendengar ada orang yang mengatakan bahwa dia akan ditimpa kesialan. Dengan mengetahui, contohnya seseorang merasa sial ketika berada di hari, bulan, atau tahun tertentu. Padahal hari, bulan, atau tahun tersebut tidak dapat didengar atau dilihat.
Dapat juga dikatakan tathayyur bila seseorang membatalkan perbuatannya karena takut malapetaka, atau justru meneruskan perbuatannya karena optimis akan beruntung setelah melihat atau mendengar sesuatu yang tidak ada bukti ilmiah bahwa sesuatu tersebut bisa mendatangkan malapetaka atau keberuntungan.
Keyakinan ini kelihatannya sepele, padahal dapat menafikan tauhid serta termasuk di antara bentuk kesyirikan, dan syirik merupakan dosa terbesar. Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Barangsiapa yang mengurunghan kepentingannya karena thiyarah, maka dia telah berbuat syirik.” (Riwayat Ahmad).
Dalam hadits yang lain Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda,
“Thiyarah adalah syirik, thiyarah adalah syirik.” Beliau mengucapkan hal itu sampai tiga kali.
Sedangkan dalam riwayat yang lain, Rasulullah Shalallaahu ‘Alaihi Wasallam bersabda, “Thiyarah termasuk kesyirikan.” (Riwayat Tirmidzi).*/dr. M. Saifudin Hakim, dari bukunya Saudaraku… Mengapa Engkau Enggan Mengenal Allah? [Tulisan selanjutnya]