Oleh: dr. Zaidul Akbar
HARI lebaran telah tiba, semua kita bergembira, namun ada juga yang sedih karena ditinggalkan Ramadhan, apakah tahun depan bisa berjumpa lagi dengannya? Kita tidak pernah tahu.
Ada fenomena menarik dari lebaran ini yang menurut saya banyak orang tidak mengamati, ya fenomena icip-icip (mencoba berbagai menu makanan), salah satu hal yang sering terjadi ketika lebaran datang.
Icip-icip apa? ya icip-icip makanan minuman, yang pastinya itu semua dalam rangka membahagiakan yang tuan rumah selama silaturrahmi.
Nah, menariknya atau beratnya yang diicip-icip umumnya adalah produk makanan minuman yang bergula tinggi yang lagi lagi membuat tubuh harus bekerja keras mengolahnya dan menetralnya.
Saya dulunya termasuk yang suka seperti itu,namun lama-lama badan juga terasa jadi nggak enak, sehingga sekarang paling saya hanya minum saja dan mengambl makanan makanan yang ringan dicerna tubuh.
Ya sebearnya perut manusia tempat segala macam hal diolah dan dimetabolisme di sana, namun pada akhirnya perut bisa jadi “tong sampah” akibat terlalu banyaknya ”sampah” berupa makanan minuman yang gara gara icip-icip tadi akhirnya secuil-secuil makanan minuman menumpuk dalam tong yang bernama perut dan karena begitu sulit dicerna akhirnya “membusuk”.
Nah, selanjutnya tinggal kita sendrii yang menilai, apakah perut kita termasuk tong sampah atau benar benar berisi produk-produk baik yang tidak memberatkan pencernaan kita?
Sebagai penutup, ada ungkapan menarik yang cocok du muslim lebaran seperti ini, bunyinya, ”Enak dimulut Sampah Diperut”
Selamat berhari raya Iedul Fitri, Taqobballallahu minna waminkum
Semoga Allah menerima amal kita semua dibulan Ramadhan dan diberi keistikomahan untuk menjaga hati dan raga.
Masih ada kesempatan nge-tune up badan di puasa Syawal nanti, Ayo..bersikan lagi tubuh kita.*