Oleh: Muhaimin Iqbal
SALAH satu hal yang paling sulit ketika merintis usaha adalah untuk tetap berpikir positif meskipun kita lagi nyungsep di death valley sekalipun, meskipun kita lagi dirundung satu kegagalan ke kegagalan lainnya. Konon Colonel Harland Sanders-pun yang akhirnya mengubah dunia dalam hal cara makan ayam – yang kemudian dikenal dengan Kentucky Fried Chicken (KFC)-nya, memperoleh success-nya yang legendaris itu setelah mengalami 1009 penolakan pada usia 65 tahun.
Pada umumnya kita mungkin tidak setahan Colonel Sanders dalam menerima penolakan atas gagasan, produk dan ide-ide kita, namun bila kita bisa belajar dari Uswatun Hasanah kita – insyaAllah kita juga memiliki peluang success yang tidak kalah besarnya.
Pelajaran dari Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tersebut adalah ungkapan yang sering kita dengar “Ana ‘inda dhonni ‘abdi bi…” (Aku tergantung sangkaan hambaKu kepadaKu…).
Lengkapnya ada di kitab Hadits Sunan Darimi, hadits no 2615: “Telah mengabarkan kepada kami [Abu Nu’man] telah menceritakan kepada kami [Abdullah bin Al Mubarak] telah menceritakan kepada kami [Hisyam bin Al Ghazi] dari [Hayyan Abu An Nadlr] dari [Watsilah bin Al Asqa’] dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau bersabda: “Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman: Aku tergantung pada sangkaan hambaKu kepadaKu, karena itu, bersangkalah kepadaKu dengan sesuatu yang dikehendaki.””
Pikiran atau prasangka kita itu seperti pusaran air yang menyedot kita masuk kedalamnya, maka bila pikiran itu buruk –kita akan tersedot kepada keburukan – dan sebaliknya bila pikiran itu baik – insyaAllah kitapun tersedot pada kebaikan. Karena pentingnya pikiran baik ini pulalah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, juga mengajarkan ke kita – bahwa bahkan ketika menafsirkan mimpi-pun, kita harus menafsirkannya dengan kebaikan !.
Berikut adalah hadits panjang tentang tafsir mimpi yang saya ambilkan dari kitab hadits yang sama dengan hadits tersebut diatas – yaitu Hadits Sunan Darimi :
“Telah mengabarkan kepada kami [‘Ubaid bin Ya’isy], telah menceritakan kepada kami [Yunus yaitu Ibnu Bukair], telah mengabarkan kepada kami [Ibnu Ishaq] dari [Muhammad bin ‘Amr bin ‘Atha`] dari [Sulaiman bin Yasar] dari [‘Aisyah] isteri Nabi Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, ia berkata; “Seorang wanita dari penduduk Madinah memiliki suami seorang pedagang. Wanita itu juga pernah bermimpi. Setiap kali suaminya pergi, suaminya tidak pernah meninggalkannya kecuali dalam keadaan hamil. Kemudian wanita itu datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan berkata; “Sesungguhnya suamiku keluar berdagang dan meninggalkanku dalam keadaan hamil, kemudian aku bermimpi seperti orang tidur yang bermimpi, bahwa tiang rumahku patah dan saya melahirkan anak yang buta.” Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Itu adalah kebaikan, suamimu akan kembali kepadamu dengan izin Allah ta’ala dalam keadaan baik, dan engkau akan melahirkan anak yang berbakti.” Wanita tersebut bermimpi hingga dua atau tiga kali, setiap ia bermimpi, ia langsung datang menemui Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam, beliau pun mengatakan hal yang sama kepada wanita itu. Setelah itu suaminya kembali dan wanita itu melahirkan anak laki-laki, Suatu hari wanita itu datang sebagaimana dahulu ia datang, sementara Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam tidak berada di tempat. Sementara dirinya telah mengalami mimpi itu, kemudian aku katakan kepadanya; “Apa yang pernah engkau tanyakan kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam wahai hamba Allah?” Wanita itu menjawab; “Mimpi yang diperlihatkan kepadaku, kemudian aku datang kepada Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam dan bertanya kepada beliau mengenai mimpi tersebut, beliau bersabda: “Baik.” Ternyata mimpi itu telah terjadi seperti yang telah beliau ucapkan.” Aku bertanya; “Beritahukan kepadaku apa mimpi itu?” Wanita itu menjawab; “Nanti setelah Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam datang, hingga aku dapat menyampaikannya kepada beliau sebagaimana dahulu pernah aku sampaikan.” Demi Allah aku masih tetap menungguinya hingga ia memberitahukan kepadaku. Lalu aku katakan; “Demi Allah, seandainya mimpimu itu benar niscaya suamimu akan meninggal dan engkau melahirkan anak yang durhaka.” Lalu wanita tersebut duduk sambil menangis, dan berkata; “Kenapa aku mendapatkan hal ini ketika menyampaikan mimpiku kepadamu?” Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam masuk, sementara wanita itu masih saja menangis. Beliau bertanya: “Ada apa dengannya wahai Aisyah?” Aku memberitahukan berita tersebut kepada beliau, dan apa yang aku tafsirkan kepadanya. Kemudian Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda: “Tahanlah perkataan itu wahai Aisyah! Apabila engkau menafsirkan (mimpi) seorang muslim untuk muslim lainnya, maka tafsirkanlah dengan kebaikan, karena sesungguhnya mimpi akan terjadi sesuai yang ditafsirkan orang yang menafsirkannya.” Demi Allah, setelah itu suaminya meninggal dan tidaklah diperlihatkan kepadaku kecuali ia melahirkan anak yang durhaka.” Hadits Sunan Darimi no 2069.
Lantas apa kaitannya tafsir mimpi ini dengan kiat berusaha?
Ketika Anda terobsesi dengan sesuatu – misalnya usaha baru, maka sangat bisa jadi obsesi ini akan terbawa sampai ke tidur Anda – yaitu dalam bentuk berbagai mimpi-mimpi, yang belum tentu semuanya baik.
Tetapi lewat hadits tersebut Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi Wasallam mengajari kita bahwa – apapun mimpi kita, tafsirnya harus baik!. Maka dengan prasangka baik dan tafsir-tafsir mimpi yang juga selalu baik tersebutlah insyaAllah kita bisa melihat ‘bukit’ keberhasilan di kejauhan, ketika orang lain hanya melihat lembah kegagalan ‘death valley’. InsyaAllah !.
Penulis adalah direktur GeraiDinar.com, kolumnis hidayatullah.com