Hidayatullah.com—Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas untuk pengembangan industri ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia adalah faktor penting. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengingatkan pentingnya mengembangkan perangkat seperti kurikulum dan sumber referensi untuk melahirkan SDM bagi pengembangan ekonomi dan keuangan syariah.
“Bagi kami pendidikan yang menciptakan SDM bagi ekonomi dan keuangan syariah perlu disiapkan sejak dini dengan perangkat seperti kurikulum dan sumber referensi menjadi krusial untuk terus dikembangkan,” kata Dody dalam webinar The First Education Summit di Jakarta, Kamis (28/10/2021) dikutip laman Antara News.
Ia mengatakan saat ini industri ekonomi dan keuangan syariah sedang berkembang pesat yang terlihat dari peran zakat yang makin meningkatkan kedermawanan masyarakat, berdasarkan laporan World Giving Index 2021. “Kita menjadi peringkat pertama salah satunya karena peran zakat yang meningkat akibat Covid-19 yang ditunjang tingkat literasi masyarakat terhadap zakat yang semakin tinggi,” ujarnya.
Oleh karena itu, menurut dia, edukasi kepada masyarakat terkait ekonomi dan keuangan syariah akan terus dilakukan agar menghasilkan SDM berkualitas yang mampu meningkatkan kinerja pelaku industri dengan membuat produk inovatif.
Di sisi lain, lanjut Dody, SDM yang berkualitas juga akan mampu menciptakan lingkungan industri ekonomi dan keuangan syariah yang berkembang makin besar dan memberikan manfaat yang makin luas kepada masyarakat.
Ia memastikan, pendidikan ekonomi dan keuangan syariah juga penting untuk disempurnakan, yang telah diupayakan melalui peta jalan pembangunan SDM unggul di sektor ekonomi dan keuangan syariah.
Peta jalan pendidikan yang telah disusun oleh pemerintah tersebut antara lain mencakup penyederhanaan nomenklatur program studi ekonomi dan keuangan syariah. “Hal ini menunjukkan tingginya concern pemerintah atas urgensi penyempurnaan sektor pendidikan ekonomi dan keuangan syariah. Road map tersebut diharapkan dapat menjadi guidance bagi pertumbuhan sektor pendidikan formal di bidang ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia,” katanya.
Saat ini, berdasarkan Islamic Finance Development Indicator 2020 Indonesia telah berada pada peringkat dunia terkait pengembangan industri keuangan syariah. Ranking Indonesia dalam indikator ini pun mengalami peningkatan setiap tahun. Namun demikian, sebanyak 90 persen tenaga kerja di sektor ekonomi dan keuangan syariah tidak berasal dari program studi atau prodi ekonomi syariah atau ekonomi islam.
Oleh karena itu, meskipun pengembangan industri syariah di Indonesia telah mencapai nilai tinggi, pendidikan ekonomi dan keuangan syariah sangat penting untuk disempurnakan kualitasnya. “Terakhir, penting juga bagi kami untuk terus bersinergi dan kolaborasi dalam menyempurnakan pendidikan ekonomi dan syariah di Indonesia. Kami menyadari upaya-upaya kami di atas tidak akan efektif tanpa melibatkan semua pihak yang berkepentingan,” ucap Dody.*