Hidayatullah.com–Saat ini, sebagian orang Barat seperti fobi jika disebut Islam. Seperti istilah ‘Syariat Islam’ atau ‘Negara Islam’. Yang menarik, Barat sekarang ini tidak selalu takut dengan munculnya konsep-konsep Islam yang dipraktikkan. Contohnya Ekonomi Islam atau sistem keuangan Islam.
Demikian ditegaskan Dr. Ugi Suharto, dalam acara “Orasi Ilmiah” di PP. Sidogiri Pasuruan, Rabu (12/08/2015).
“Kata Islam ditakuti Barat, tapi jika disebut Islamic Economy atau Islamic Finance mereka tidak takut”, ujar dosen Bahrain Institute of Islamic Banking and Finance ini.
Karena, jelas Ugi, konsep keuangan Islam sudah mulai banyak dipelajari umat Islam dan Barat. Bahkan banyak sarjana Barat yang tertarik mempraktikkan.
Konsep keuangan Islam diminati karena berdasarkan konsep yang kerugiannya minim.
“Maka, ini merupakan wasilah dakwah kita kepada non-Muslim,” ujarnya.
Menurut Ugi, masa depan ekonomi Islam saat ini cukup bagus. Sementara dunia tidak pernah dengan istilah ‘ekonomi Kristen’.
“Dan kita lihat tidak pernah dengar ekonomi Kristen, ekonomi Budha. Tapi yang ada ekonomi Islam yang sudah diakui dunia,” tambah Ugi di hadapan 500 santri senior Pondok Pesantren (PP) Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur.

Pakar ekonomi Islam yang juga dikenal menguasai hadits ini mengaku, di Bahrain dan Negara-negara Timur Tengah, sistem ekonomi Islam dan Bank Islam kemajuannya sangat bagus sejak dikembangkan sekitar 40 tahun yang lalu.
“Bank Islam terbilang beum lama dikembangkan. Bank Islam pertama kali didirikan di Dubai UEA pada tahun 1975. Dibangun di atas fikih Muamalat,” terangnya.
Dalam orasi ilmiah ini, Ugi Suharto berharap pesantren Sidogiri bisa melahirkan pakar-pakar fikih muamalat untuk menopang konsep ekomoni Islam.
“Saya sarankan kepada adik-adik santri terus tekuni fikih muamalat. Terutama pelajari bahasa Inggris. Karena bahasa Inggris menjadi bahasa dunia”, tutupnya.*