Hidayatullah.com–Recep Tayyip Erdogan telah melancarkan tindakan hukum terhadap politisi sayap kanan Belanda dan mantan anggota parlemen Geert Wilders karena memposting kartun presiden Turki dengan judul “teroris”. Pengacara Erdogan, Huseyin Aydin, mengajukan tuntutan pidana pada hari Selasa (27/10/2020) atas ‘konten menghina’ Wilders terhadap presiden, lapor Anadolu Agency.
Pengaduan tersebut, yang diajukan ke Kantor Kepala Jaksa Penuntut Umum Ankara, mengklaim bahwa pernyataan Wilder adalah “fitnah kriminal” dan menyatakan bahwa itu tidak termasuk dalam kebebasan berekspresi. Di bawah hukum Turki, menghina presiden merupakan kejahatan.
Wilders, seorang politisi anti-Islam, pada hari Sabtu membagikan kartun hitam-putih yang menggambarkan Erdogan mengenakan topi berbentuk bom dengan logo Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP). Politisi kontroversial berusia 56 tahun itu memiliki rekam jejak dalam membuat komentar ofensif, melontarkan penghinaan pada orang Arab dan melakukan diskriminasi, sambil membela tindakannya dengan kebebasan berbicara.
Dalam rapat umum tahun 2014, Wilders dituduh memimpin seruan untuk “lebih sedikit orang Maroko” di Belanda. Dua tahun kemudian, dia dihukum karena menghina “suatu kelompok” dan dituduh melakukan diskriminasi.
Dalam pertemuan partai AKP, Erdogan dikabarkan menyebut Wilders sebagai “fasis”. “Fasisme tidak ada dalam buku kami, itu ada dalam buku Anda. Keadilan sosial ada dalam buku kami,” kata Erdogan seperti dikutip oleh Anadolu Agency.
Setelah berita tentang gugatan tersebut pecah, Wilders turun ke Twitter untuk menanggapi pernyataan Erdogan, menyebut pemimpin Turki itu sebagai “diktator” dan meminta untuk memutuskan hubungan diplomatik dengan Turki. “Saya akan selalu berbicara kebenaran tentang diktator Turki (Erdogan), orang yang sebelumnya menyebut Belanda sebagai sisa-sisa Nazisme, orang yang membiarkan para jihadis melintasi perbatasan Turki tanpa gangguan. Keluarkan duta besar Turki dari negara kami!”
Menteri Luar Negeri Turki Mevlut Cavusoglu pada hari Ahad (25/10/2020) menyebutnya sebagai “rasis pecundang” yang mencoba mendapatkan dukungan dengan permusuhan terhadap Islam dan orang asing. “Sudah waktunya bagi Eropa untuk menghentikan politisi manja yang berpikiran fasis,” kata Cavusoglu di Twitter.
Devlet Bahceli, pemimpin Partai Gerakan Nasionalis Turki dan sekutu Erdogan, mengatakan pada hari Selasa (27/10/2020) bahwa Wilders memiliki “hubungan gelap” dengan organisasi teroris.” “Pemimpin Partai Kebebasan yang merosot telah membungkuk begitu rendah untuk menyebut presiden kita teroris. Dia telah menunjukkan siapa sebenarnya teroris, fasis dan barbar,” kata Bahceli kepada anggota partainya di parlemen.*