Hidayatullah.com–Semerbak Ramadhan terus menghiasi bumi. Hal serupa juga dirasakan di dalam Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) anak laki-laki Tangerang. Kegiatan Pesantren Ramadhan di Lapas ini terasa begitu hidup. Acara tersebut diadakan oleh gerakan peduli remaja yang dipayungi Yayasan Nur Aulia Ihsani dan didukung oleh Kelompok Media Hidayatullah (KMH) beserta komunitas Underground Tauhid.
Sabtu (04/08/2012), menjadi lebih lengkap dengan hadirnya Surya Fachrizal. Wartawan Hidayatullah yang pernah ditembak Zionis-Israek di kapal Mavi Malmara 2010 ini hadir memimpin rombongan tim Hidayatullah.
Usai shalat Ashar berjamaah, Tim Hidayatullah langsung memberi motivasi ketakwaan kepada peserta. Acara berlangsung dalam suasana keakraban antara peserta dan pembicara.
“Ingatlah bahwa di hadapan Allah, kemuliaan kita tidak terletak pada derajat dan amal. Di DPR sana banyak orang naik mobil mewah tapi banyak dari mereka korupsi, ujar Abdul Aziz Al Makassary yang mengisi tausyiah.
“Kalian jangan merasa kami lebih istimewa dari kalian. Bisa jadi dihadapan Allah kalian justru lebih mulia dari kami,” ujarnya lagi.
Aziz juga menambahkan dalam tausyiahnya agar adik-adik di Lapas jangan pesimis dengan rahmat dan ampunan Allah. Ia meminta agar Lapas ini dinikmati seperti sebuah pesantren. Khususnya, memanfaatkanlah waktu-waktu luang untuk memperdalam Al Qur’an.
“Tidak apa-apa kita dihina manusia, asalkan kita tidak hina di hadapan Allah,” jelasnya disambut gemuruh takbir peserta pesantren kilat tersebut.
Setelah pengantar sederhana tersebut, Surya Fachrizal mengajak ‘santri-santri’ menikmati sajian pemutaran film “Tears Of Gaza”. Anak-anak yang sebagian besar masih belum tahu apa itu Jalur Gaza seketika sontak tergugah.
“Sialan…kakak gue tuh!!!” teriak seorang anak marah ketika melihat cuplikan bagaimana tentara Ziois-Israel membantai anak-anak di Jalur Gaza.
“Astagfirullah…Astagfirullah…” komentar yang lain seolah tersentuh ikatan tauhid mereka.
Ternyata di balik cap ‘narapidana’ yang disematkan pada mereka, ruh akidahnya tak kalah tinggi layaknya anak-anak masjid kampus. Sebagaian besar tidak terima saudara mereka di Palestina diperlakukan seperti itu oleh Israel.
Surya yang juga relawan dari Sahabat Al Aqsa (SA) ini menjelaskan, agar mereka tidak berkecil hati dan merasa rendah diri. Lelaki keturunan Medan ini memotivasi harapan, agar anak-anak Lapas ini tetap bersyukur kepada Allah.
“Kita semua di sini masih lebih enak hidupnya dibandingkan dengan saudara kita di Jalur Gaza,” jelas Surya yang membuat banyak anak-anak tersebut merenung.
Sabar dan Shalat
Selain memutaskan film, Surya Fachrizal juga memberi pesan-pesan ruhani. Kepada adik-adik di Lapas, ia mengajak agar terus mengkaji Islam. Ia mengajak agar memperdalam ilmu agama tidak ketinggalan seperti layaknya kita memperdalam ilmu kontemporer. Ia juga mengingatkan agar sabar dan shalat dalam menghadapi setiap masalah, seperti yang dianjurkan al-Quran dalam Surat Al-Baqarah ayat 45.
“Jadikanlah sabar dan shalat sebagai penolongmu. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu,” demikian Surya mengutip terjemahan ayat tersebut.
Selanjutnya, Surya juga mengingatkan, kalau sudah tahu ilmu, sudah sabar dan shalat maka hiduplah lurus sesuai dengan aturan Al Qur’an dan As Sunnah. Jauhilah kehidupan yang sia-sia, katanya.
Yuk bantu dakwah media BCA 1280720000 a.n. Yayasan Baitul Maal Hidayatullah (BMH). Kunjungi https://dakwah.media/
Ilmu yang dihayati dengan kesabaran, keikhlasan dan amalan kehidupan yang lurus Insya Allah akan hadirkan kekuatan amal sholeh. Amal sholeh yang sederhana dari efek tauhid adalah menjadikan diri kita bermanfaat bagi orang-orang sekitar kita, tambahnya.
“Inilah yang dimaksud dengan Islam yang mengakar. Seperti pohon yang tinggi, begitulah gambaran iman kita sebagai seorang Muslim. Meski diterpa angin sekencang apapun dia tidak akan tumbang. Karena iman Islamnya telah mengakar,” ujar Surya menutup rangkaian acara.
Sayang, para peserta mengaku kurang puas.
“Anak-anak masih belum puas, mereka masih pengen lagi ada acara seperti ini,” jelas Suci, kordinator acara dari Gerakan Peduli kepada hidayatullah.com.
Seperti diketahui, penghuni Lapas Tangerang ini kebanyakan anak-anak berusia belia. Mereka adalah anak-anak yang terlibat dalam kasus pembunuhan, perampokan, pemerkosaan hingga perkelahian pelajar. Umumnya, umur mereka dibawah 19 tahun.
Semoga bulan Ramadhan ini berkah Allah turun di Lapas anak Tangerang. Semoga Allah menyentuh kalbu mereka, lalu menjadikan mereka pribadi-pribadi yang lebih baik.*