Hidayatullah.com—Akibat kebijakan baru Donald Trump, seorang wanita Suriah tidak diizinkan berada di sisi ibunya yang terbaring sakit di rumah sakit di Amerika Serikat, meskipun setelah meminta berjumpa dengannya meski untuk beberapa jam.
Sahar Algonaimi (60 tahun), ditahan hampir lima jam di Bandara Internasional Chicago O’Hare, sebelum terpaksa berbalik lagi ke tempat tinggalnya, Arab Saudi, lapor Huffington Post, Senin (31/01/2017).
Kisah Algonaimi merupakan bagian dari banyak kisah lain warga negara Muslim yang ditahan di lapangan-lapangan terbang Amerika Serikat (AS) dan terpaksa harus kembali ke negara asal, bahkan sampai ada yang terpisah dari anggota keluarga tercinta akibat kebijakan presiden baru AS, Donald Trump yang menandatangani perintah eksekutif yang melarang para pengungsi Suriah memasuki AS selama waktu yang belum dipastikan, dan melarang warga dari tujuh negara Muslim –Iran, Iraq, Libya, Somalia, Sudan, Suriah dan Yaman– memasuki negara itu setidaknya dalam masa tiga bulan.
Kanker Payudara
Menurut Huffington Post, Ibu Algonaimi, Isaaf Jamal Eddin (76 tahun), terbaring di rumah sakit setelah menjalani operasi untuk kanker payudara.
Algonaimi, warga Suriah yang tinggal di Arab Saudi, sebelumnya diwawancarai para petugas imigrasi di Abu Dhabi, sebelum diizinkan naik pesawat Etihad Airways ke Chicago.
Isi Perintah Trump yang Melarang Pengungsi dan Warga 7 Negara Mayoritas Muslim Masuk ke Amerika
Adik perempuannya, Nour Ulayyet (40 tahun), seorang warga Amerika Serikat, mengatakan kepada Huffington Post, kakaknya juga memiliki visa untuk berada di Amerika Serikat.
Namun, para pejabat imigrasi di Chicago menahannya dan berkata ia disebabkan oleh perintah eksekutif tersebut.
Kata Ulayyet, para pejabat itu, yang baik hati dan meminta maaf kepada pasangan adik beradik itu, juga tidak mengizinkan adiknya bertemu dengan ibu mereka walau untuk beberapa jam.
Menangis di telepon
Menghadapi jalan buntu, kedua bersaudara itu dan ibu mereka hanya mampu menangis terisak-isak di telepon.
Lebih 1 Juta Wanita di AS dan Belahan Dunia Turun Jalan Anti Trump
“Saya butuh seseorang untuk berada bersama saya di sini,” kata Ulayyet dengan sebak kepada Huffington Post yang dikutip dari rumah sakit, di mana ia bersama ibunya.
“Kami tinggalkan Suriah akibat situasi-situasi seperti ini. Saya tidak tinggalkan Suriah untuk diperlakukan begini, “tambah ibu empat anak itu lagi.

Ulayyet mengatakan undang-undang baru tersebut adalah tidak manusiawi, dan berharap Presiden Trump dapat melalui pengalaman yang sama dengannya.
“Saya ingin dia rasakan apa yang saya rasakan,” ujarnya.
Menurut ProPublica, perintah eksekutif presiden Trump akan menyebabkan setengah juta pemegang kartu hijau, atau penduduk tetap sah Amerika Serikat, dari pulang ke negara itu dari kunjungan ke luar negeri.
Seorang juru bicara Gedung Putih namun mengatakan pemegang-pemegang kartu hijau dapat diizinkan pulang ke Amerika Serikat berdasarkan kasus per kasus.*