Hidayatullah.com–Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mempertahan Al Ikhwan al Muslimun Mesir, pasca tekanan internasional baru-baru ini, terutama dari Amerika Serikat (AS), yang meminta perkumpulan itu dimasukkan dalam daftar kelompok teroris.
Menurutnya, ia tidak menganggap Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris karena ia bukan kelompok bersenjata, sebaliknya ia hanya sebuah organisasi ideologi.
“Tidak ada toleransi terhadap Ikhwanul Muslimin di Turki jika mereka mempunyi kaitan dengan terorisme, dan kami tidak pernah melihat atau mengamati apapun tindakan mereka yang menunjukkan ke arah itu (terorisme),” katanya.
Komentar Erdogan dibuat selama wawancara dengan Koran Saudi, Al Arabiya Jumat (17/02/2017) selama kunjungannya ke Ibu Kota Arab Saudi Riyadh, sebagai bagian dari tur baru-baru ini dari negara-negara Teluk Arab.
Menjawab pertanyaan tentang Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump mempertimbangkan daftar hitam Ikhwanul Muslimin sebagai organisasi teroris, Erdogan mengatakan, “Secara pribadi, saya tidak menganggap Ikhwanul Muslimin sebuah organisasi teroris karena ia bukan kelompok bersenjata, tetapi pada hakikatnya sebuah organisasi ideologi.”
Menurutnya, Ikhwanul Muslimin telah terpecah dan bergerak di beberapa tempat berbeda dan dia tidak pernah melihat apa-apa aktivitas bersenjata oleh mereka.
“Jika ada, maka pemahaman saya terhadap mereka adalah sama dengan anggapan saya terhadap setiap kelompok teroris. Adalah tidak tepat jika memperlakukan mereka sebagai kelompok teroris, “katanya.
Ditanya apakah Turki akan mengekstradisi pemimpin Ikhwanul Muslimin jika ada permohonan dari negara yang menganggap mereka sebagai organisasi teroris, Erdogan mengatakan, “Kadang kala kami menerima permohonan ektradisi itu, tetapi kami bertanya kepada mereka yang membuat aplikasi – apakah mereka (Ikhwanul Muslimin, red) kelompok teroris bersenjata? Apakah seseorang yang ada minta diekstradisi itu bertanggung jawab terhadap kekerasan atau tindakan militan ?”.
Saat menjadi Perdana Menteri Turki, Erdogan memiliki hubungan erat dengan Mantan Presiden Mohammad Mursi, Presiden Mesir yang digulingkan militer. Selama dua tahun, Erdogan dan partainya AKP menjalin hubungan dengan Ikhwanul Muslimin, terutama karena usaha memperbesar pengaruhnya di Mesir. Pasca kudeta, hubungan Turki dan Mesit tidak berjalan baik.
Recep Tayyip Erdogan pernah menolak hubungan tingkat presiden dengan Kairo. Erdogan bersedia membangun hubungan dengan syarat mantan Presiden Mohammad Mursi dan sekutunya dibebaskan dari penjara.*/MR Utama